Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Kecewa terhadap Perolehan Medali Jateng di PON 2016

Kompas.com - 30/09/2016, 11:36 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kecewa terhadap hasil dari kontingen Jateng yang berlaga di Pekan Olahraga XIX 2016 di Jawa Barat. Hasil yang dicapai jauh dari target yang ditentukan.

Hingga penutupan PON, Jateng berada di empat besar klasemen, namun dengan perolehan emas yang jauh dari target.

Kontingen Jateng memperoleh 32 medali emas, 56 perak dan 85 perunggu, dengan total medali 173 keping. Jumlah itu sangat jauh dari Jawa barat yang memperoleh 217 medali emas, Jawa Timur 132 medali emas dan DKI Jakarta 132 medali emas.

“Saya minta buat evaluasi. Beberapa persoalan sudah ditemui, mau tau apa persoalan yang ada. Ada koreksi ke dalam, pasti ada rasa kecewa. Ini tidak boleh terulang. Saya minta ada laporan resmi, apa faktor melemah dan faktor yang membuat kita kalah. Nanti ditulis secara tertulis dilaporkan ke saya,” kata Ganjar.

Provinsi Jateng mengirimkan 611 atlet untuk bertanding di PON 2016. Mereka ikut dalam 41 dari 44 cabang olahraga yang dilombakan dengan target perolehan 60 medali emas dan berada di posisi empat besar.

(Baca juga: 611 Atlet Jateng Bidik 60 Emas di PON Jabar)

Ganjar mengatakan, perolehan medali harus dijadikan momentum untuk berbenah. Oleh karena itu, dia minta seluruh pengurus di cabang olahraga melakukan evaluasi terkait peringkat dan hasil yang dicapai dalam gelaran PON.

“Kemarin pas nengok juga dilapori beberapa hal. Saya mintanya KONI yang buat target. Ini momentum merubah diri, kalau gak, tidak ada yang bisa dibanggakan,” tambahnya.

Merosotnya capaian prestasi para atlet juga tidak dilepaskan dari kondisi internal KONI yang bermasalah. Banyak dari pengurus yang rangkap jabatan sehingga tidak memfokuskan diri membina atlet.

Jika memang bersedia menjadi pengurus di cabang olahraga harus serius mengurus. Jika tidak sanggup diminta mengundurkan diri dari pengurus.

“Tugas pengurus itu mengurus, maka kalau lara atlet merasa tidak diurus, berarti ya tidak diurus," ujarnya.

“Coba dicari bagaimana mengembangkan mereka. Di tempat lain ada bagus latihannya. Jadi, kita mintakan minta laporan secara tertulis,” imbuhnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com