Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang ke Banyuwangi, Lulusan Al-Azhar Mesir Pilih Olah Susu Sapi

Kompas.com - 28/09/2016, 12:59 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang laki-laki menuangkan susu sapi segar di beberapa gelas di sebuah meja. Dengan ramah dia mempersilakan pengunjung untuk menikmati susu segar hasil ternak sapi keluarganya di kafe susu Omah Ngedots di Kecamatan Genteng Banyuwangi.

"Biasanya untuk konsumsi susu murni untuk cafe ini saja dalam sehari rata-rata membutuhkan sekitar 20 liter," ujar Tonton Fathoni, pemilik kafe tersebut, Rabu (28/9/2016).

Pemuda asal Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, itu mendirikan kafe susu sejak tahun 2015 setelah dia lulus dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Bukan hanya itu, di tangan dingin pemuda kelahiran 5 Maret 1992, susu sapi segar juga dikelola menjadi produk kecantikan dan minuman serta makanan kesehatan yang tergolong premium.

Dengan seliter susu sapi segar, Tonton mengaku bisa menghasilkan uang senilai Rp 300.000.

"Susu sapi bisa dijadikan lulur, sabun dan juga masker yang saat ini lagi hits yaitu kefir," tuturnya.

Bukan tanpa alasan Tonton sengaja memilih mengelola susu sapi. Dia menuturkan, orangtuanya sudah menggeluti usaha ternak sapi perah Sumber Lumintu di Dusun Wadungdolah, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, sejak 16 tahun yang lalu.

Selama menempuh kuliah jurusan Aqidah Filsafat di Al Azhar Mesir, Tonton mengaku sering mengunjungi peternakan sapi perah di Mesir. Dia banyak belajar tentang peternakan sapi serta pengelolaan susu dengan harapan saat kembali ke Banyuwangi bisa mengembangkan peternakan sapi milik ayahnya.

"Sejak kecil, ayah dan ibu sudah mengenalkan sapi dan susu. Dan ini bisa juga dijadikan sarana dakwah melalui susu sapi," katanya sambil tertawa.

Menurut dia, dakwah itu tidak hanya dengan pengajian, tetapi memajukan ekonomi masyarakat dan menjadi orang yang bermanfaat menjadi bagian dari jalan dakwah yang ia pilih.

Anak pertama pasangan Nur Fathoni dan Istiqomah tersebut menjelaskan, satu liter susu sapi murni jika diolah bisa menghasilkan whey sebanyak 60 persen dan sisanya 40 persen bisa digunakan untuk bahan lulur kecantikan.

Whey adalah produk susu yang telah mengalami pengendapan protein yang berbentuk cairan bening dengan rasa sedikit asam. Whey sendiri sering dikonsumsi oleh olahragawan serta dapat mencegah kanker, menambah vitalitas, mengurangi tekanan darah tinggi serta sebagai obat asma.

"Untuk Whey, saya jual Rp 50.000 per botol ukuran 600 mililiter. Untuk endapannya bisa jadi lulur dengan harga sekitar Rp 50.000," tuturnya.

Jika diolah menjadi masker kefir, harganya lebih tinggi lagi yaitu Rp 220.000 dengan berat 200 gram. Pemesan masker kefir, lulur serta sabun susu yang diproduksi Tonton kebanyakan adalah ibu rumah tangga serta salon kecantikan di sekitar Banyuwangi.

Tonton mengaku mengelola sendiri semua produk di rumahnya dibantu dengan ibunya. Kendala yang didapatinya adalah saat memasarkan produknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com