Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Suku Polahi di Hutan Gorontalo Mengenal Tiga Tuhan

Kompas.com - 28/09/2016, 11:08 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Orang Polahi, suku Gorontalo yang hidup dalam kelompok-kelompok kecil di belantara hutan mengenal 3 tuhan dalam kepercayaannya. Ketiga tuhan ini adalah Pulohuta, Lati dan Lausala.

Temuan ini diungkap oleh Marahalim Siagian, antropolog burung Indonesia yang telah meneliti langsung kelompok kecil orang Polahi yang dipimpin Tahilu di hutan suaka margasatwa Nantu.

“Orang Polahi mengenal 3 sosok tuhan, yaitu Pulohuta, Lati dan Lausala. Ketiga tokoh ini memiliki ruang dan kekuasaan masing-masing," papar Marahalim Siagian, Rabu (28/9/2016).

Marahalim menjelaskan, Pulohuta digambarkan sebagai sosok yang hidup serta memiliki kuasa atas tanah. Konsepnya berasal dari nenek moyang.

Disebutkan, Pulohuta adalah sesepasang suami istri. Bila Polahi hendak membuka hutan, mereka meminta izin dahulu kepada Pulohuta.

“Membuka hutan untuk ladang tanpa izin Pulohuta dipercaya akan mendatangkan celaka. Oleh karena itu, dalam ritual membuka hutan, Polahi merapal mantera sebagai cara untuk meminta izin kepada Pulohuta,” jelas Marahalim.

Selain memegang kuasa atas tanah, Pulohuta juga disebutkan memegang kuasa atas hewan di hutan.

Bentuk penghormatan orang Polahi kepada Pulohuta, jika mereka mendapat hewan buruan, bagian tertentu dari tubuh hewan itu diiris seperti kuping, mulut, dan lidah, kemudian ditaruh di tunggul kayu.

“Menaruh bagian hewan di tunggul kayu dilakukan karena orang Polahi secara konseptual mengakui adanya hak Pulohuta pada hewan buruan yang mereka peroleh," kata Marahalim.

Sementara itu, tuhan Lati digambarkan sebagai sosok hidup yang menghuni pohon-pohon besar serta di air terjun.

Ukuran tubuhnya digambarkan kecil-kecil seukuran boneka dalam jumlah banyak.

Lata merupakan pemegang kuasa atas pohon. Bila Polahi ingin menebang pohon besar atau mengambil madu lebah hutan yang terdapat di atasnya, Polahi membakar kemenyan, merapal mantera dengan tujuan menyuruh Lati pindah ke pohon lain.

“Jika cara ini tidak ditempuh, pohon atau madu di atas pohon tersebut, berdasarkan pengalaman hidup mereka, tidak bisa ditebang atau diperoleh. Kecuali itu, pohon tersebut dibakar untuk mengusir Lati sebab ia disebutkan takut pada api,” lanjut Marahalim.  

Semetara sosok ketiga, Lausala, dalam narasi Polahi layaknya tokoh marvel (super human). Tokoh antagonis yang disebut haus minum darah.

Sosok Lausala ternyata bukan hanya dideskripsikan sebagai tokoh laki-laki, sebab ada juga perempuan tua yang disebut-sebut sebagai Lausala. 

Polahi dapat membuat beberapa gambaran untuk meyakinkan bahwa Lausala itu benar-benar ada.

“Meskipun mereka sendiri belum pernah secara langsung kontak fisik dengan sosok Lausala ini,” kata Marahalim.

Orang Polahi menjelaskan, Lausala memiliki mata merah, membawa pedang yang menyala dan ia bisa pindah dengan cepat dari balik bukit ke bukit yang lain.

“Menurut mereka jika ada anjing menggonggong, itu salah satu pertanda hadirnya Lausala," kata Marahalim.

“Lausala adalah orang yang ingin membunuh kami,” kata dia menirukan penuturan Tahilu, pemimpin kelompok orang Polahi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com