Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Tomat, Petani di NTT Bisa Sekolahkan Anaknya hingga Perguruan Tinggi

Kompas.com - 26/09/2016, 16:46 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Petani tomat di Desa Nian,Kecamatan Miomafo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), meraup keuntungan puluhan juta setiap bulannya.

Salah seorang petani setempat, Krispinus Bifel kepada Kompas.com, Senin (26/9/2016) mengatakan, dari keuntungan yang diperolehnya itu, ia bisa menyekolahkan dua orang anaknya hingga perguruan tinggi.

Krispinus mengaku, ia mulai fokus menanam tomat di kebunnya sejak dua tahun lalu. Dengan modal Rp 10 juta yang dipinjamnya dari Bank NTT, Krispinus mulai menggarap lahan seluas delapan are yang tak jauh dari rumahnya.

“Modal awal yang saya dapat itu, dipakai untuk beli bibit, pupuk dan obat semprot. Setelah itu saya tanam sebanyak 450 pohon dan kurang lebih tiga bulan kemudian, saya pun mulai panen dan hasilnya sangat banyak. Saya jual per kilo Rp 15.000, sehingga keuntungan semuanya yang saya dapatkan setiap bulannya Rp 10 juta hingga saat ini,” jelasnya.

Semua hasil tomat yang ia panen, dijual ke sejumlah pasar tradisional yakni di Kefamenanu (ibukota Kabupaten TTU), Betun (ibukota Kabupaten Malaka), dan Atambua (ibukota Kabupaten Belu).

“Dari usaha tanam tomat ini, saya mampu biayai dua orang anak saya yakni yang pertama kuliah Arsitektur di Universitas Nusa Cendana Kupang dan yang kedua kuliah perpajakan di Jakarta. Sisa keuntungan yang saya dapatkan itu dipakai untuk makan minum sehari hari dan bayar cicilan utang di bank,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Ketua dari Kelompok Tani Wanita Sinar Manekat, Agripina Kendjam, yang mengaku dia bersama anggotanya mendapat pinjaman lunak dari Bank NTT Cabang Kefamenanu sebesar Rp 10 juta dengan syarat pengembalian yang dilakukan setelah panen sebesar Rp 318.000 per bulan dalam jangka waktu dua tahun.

“Keuntungan dari bertani tomat kita bisa panen setiap hari setelah usia tomat siap dipanen. Hasil dari penjualan tomat sampai satu periode atau kurang lebih tiga bulan diperkirakan mencapai Rp 30 juta”, kata Agripina.

Sementara itu ditemui secara terpisah, Kepala Cabang Bank NTT Kefamenanu, Endri Wardono menjelaskan, pihaknya turut serta menyukseskan program pemerintah dalam hal ini Sari Tani yang merupakan program andalan Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez yang tujuannya adalah bagaimana petani punya penghasilan lebih dan bisa menabung suatu saat bisa menjadi petani yang sukses.

“Pemberian pinjaman kredit lunak kepada kelompok tani tidak terbatas, karena selain KUR juga dari Bank NTT sendiri menyalurkan dana Kredi Bank NTT Peduli. Tapi khususnya di Desa Nian kita berikan dana KUR dengan bunga 9 persen atau 0,75 per bulan dan kredit ini dibayar pada saat panen”, kata Endri.

Untuk Desa Nian lanjut Endri, lahan yang digunakan untuk perkebunan tomat sekitar kurang lebih 56 hektar.

“Kalau ke depan ada petani yang mengembangkan komoditi lainnya, Bank NTT siap membantu pinjaman kredit lunak”, ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com