Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Bromo Siaga, Pengunjung Dilarang Dekati Kawah dan Lautan Pasir

Kompas.com - 26/09/2016, 14:59 WIB
Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Status Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ditingkatkan dari level Waspada menjadi Siaga.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulanan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, status Siaga terhitung Senin (26/9/2016) pukul 06.00 WIB.

Kenaikan status Gunung Bromo berdasarkan data pengamatan dan analisis data kegempaan, visual, dan potensi bahaya erupsi.

Sutopo mengatakan, warga di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Bromo.

Wisatawan tidak boleh mengunjungi obyek wisata puncak kawah Bromo dan Lautan Pasir.

Selama periode 1–25 September 2016, gempa yang terekam adalah gempa tremor menerus yang amplitudo maksimum berfluktuatif berkisar 0,5 – 23 mm (dominan 1–3 mm), gempa embusan, gempa vulkanik dangkal (VB), dan gempa vulkanik dalam (VA).

Sejak 24 September 2016, terjadi peningkatan signifikan jumlah gempa vulkanik dangkal (VB) yang mencapai jumlah 63 kejadian dan kejadian tremor menerus hari ini sejak pukul 13:00 WIB.

Selama periode September 2016, terdengar suara gemuruh dari kawah Bromo. Gemuruh itu diikuti oleh keluarnya asap tebal dari lubang kawah dengan tinggi 50-900 m dan teramati sinar api samar-samar hingga jelas dari kawah.

Seismik pada Minggu (25/9/2016) menunjukkan, tremor vulkanik menerus dengan amplitudo dominan 4 mm.

Aktivitas kegempaan, yang didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, getaran tremor, dan deformasi yang menunjukkan kecenderungan inflasi.

Potensi erupsi magmatik menerus masih dapat terjadi, yang dapat disertai sebaran material vulkanik hasil erupsi berupa  hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 km dari pusat erupsi.

Dalam status siaga, masyarakat di sekitar Bromo dan pengunjung tetap tenang dan agar tidak memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Bromo.

Masyarakat di sekitar Bromo diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Bromo, dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus dan lebih besar. Belum perlu ada pengungsian warga karena dalam radius 2,5 km adalah lautan pasir dan tidak ada permukiman.

Wisatawan tetap dapat menikmati keindahan Gunung Bromo. Wisatawan dari Pasuruan dapat melihat keindahan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru dari Tosari dan Penanjakan.

Dari Probolinggo, pemandangan dapat dilihat dari Ngadasari. Jika dari Lumajang dapat dilihat dari Argosari B29. Justru saat terjadi erupsi maka wisata erupsi dapat dinikmati dari tempat aman.

Kenaikan status Siaga ini diharapkan tidak menyurutkan wisatawan berkunjung. Erupsi Bromo dapat dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata, khususnya untuk melihat keindahan asap letusan yang keluar dari dalam kawah Bromo.

"Ini adalah peluang daya tarik sendiri dari Gunung Bromo. Tidak perlu ditakuti, asal wisatawan berada pada tempat yang aman yaitu di luar radius 2,5 km," kata Sutopo dalam keterangan pers, Senin.

Material vulkanik yang keluar dari kawah Bromo seringkali membentuk berbagai karakter, seperti harimau, wayang, elang, payung, hingga munculnya pelangi sesaat setelah dentuman dan kepulan asap keluar dari kawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com