Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Purwakarta Raih Anugerah Pelestari Budaya Sunda

Kompas.com - 24/09/2016, 11:56 WIB
Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com -
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meraih anugerah kebudayaan dan penghargaan maestro seni tradisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (23/9/2016) malam. Dedi meraih penghargaan dalam kategori pelestari.

Penghargaan itu diberikan kepada tokoh atau orang yang memiliki integritas untuk menggali, menjaga, mengembangkan, dan melindungi karya budaya.

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadjamudin Ramly mengatakan, Dedi merupakan pemimpin muda yang visioner dan teguh pada komitmen.

Bupati kelahiran Subang, 12 April 1971 itu membangun Purwakarta menuju digjaya berbasis kearifan lokal. Salah satu yang dilakukan Dedi adalah dengan mengenalkan salam "sampurasun" di dunia.

Dedi mengucapkan salam Sunda itu di hadapan 700 peserta dari 90 negara di Markas PBB New York. Purwakarta juga kembali memecahkan rekor dunia pengucapan "sampurasun" dan memukul kentongan.

Dengan peserta terbanyak lebih dari 57.000 orang. Sampurasun merupakan salam orang Sunda, yang memiliki arti doa dan permohonan maaf untuk menyempurnakan sebuah pertemuan dengan sesama.

"Ketokohan yang sudah disandang beliau, kita harapkan menjadi teladan bagi generasi muda agar lebih peduli terhadap pengembangan budaya Indonesia," ujar Nadjamudin, melalui keterangan tertulis yang diterima Sabtu (24/9/2016).

Dalam pidatonya, Dedi mengaku hanya berusaha konsisten sebagai orang Sunda. Baik menjalankan tradisi kesundaan dalam kehidupan pribadi maupun dalam ranah birokrasi yang dia pimpin di Purwakarta.

“Saya hanya mencoba konsisten. Kesundaan itu harus tampak dalam keseharian bukan sekadar dalam ritualitas tahunan atau mingguan," ujarnya.

Pelestarian budaya, lanjut Dedi, harus dijalankan dalam keseharian. Selama ini, kebudayaan sering dipisahkan dengan negara. Bahkan baju kebesaran bupati, merupakan warisan Belanda.

"Saya mencoba menerapkan fesyen, arsitektur, makanan, dan lainnya, semua sesuai dengan kesundaan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com