Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Petani Gagal Panen Dapat Asuransi Rp 6 Juta

Kompas.com - 24/09/2016, 11:28 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SUKOHARJO, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang menyiapkan data yang valid untuk basis data pertanian di Jawa Tengah.

Data yang dihimpun meliputi luas lahan pertanian hingga produktivitas lahan di 35 kabupaten dan kota.

Selain penyiapan data, Ganjar mendorong agar asuransi pertanian bisa terlaksana. Asuransi diperlukan sebagai perlindungan kepada para petani ketika mengalami gagal panen.

“Kami dorong asuransi dibayar negara. Jadi, ada perlindungan kepada petani ketika gagal panen," kata Ganjar, di sela peringatan Hari Tani Nasional tahun 2016 yang dipusatkan di Desa Pandean, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (24/9/2016).

Peringatan hari tani dihadiri sekitar 1500 petani dari 29 gabungan kelompok tani dari 29 kabupaten/kota di Jateng.

Peringatan dimulai dengan panen raya padi premium di lahan sekitar lokasi.

Terkait data basis pertanian, Pemprov Jateng akan mengolah data bersama-sama dengan Badan Urusan Logistik, sejumlah Badan Usaha Milik Negara bidang pertanian, hingga Badan Informasi Geospasial.

Sementara asuransi pertanian didorong agar petani tidak merugi terlalu besar ketika mereka gagal panen. Premi asuransi yang dibayarkan untuk lahan seluas satu hektar sejumlah Rp 36.000.

“Kalau gagal panen, misalkan kena banjir akan dapat ganti rugi Rp 6 juta,” tambah mantan anggota DPR RI ini.

Dengan data yang baik, kebijakan yang diambil pemerintah bisa tepat sasaran. Ganjar berharap, dengan kebijakan tersebut perlindungan kepada para petani bisa terjamin lebih baik.

Padi premium

Saat festival ini, Para petani di eks Karesidenan Surakarta menyuguhkan padi premium yang dikembangkan melalui metode Agricultural Growth Promoting Innoculant (AGPI).

Metode AGPI merupakan pengembangan dari Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan menggunakan pupuk cair berbasis mikroba yang berfungsi untuk menyehatkan tanah.

Dengan metode itu, produktivitas padi premium meningkat 10 hingga 20 persen. Beras premium juga harganya jauh lebih tinggi dari padi biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com