Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumba Timur Selalu Gelap 12 Jam Per Hari

Kompas.com - 19/09/2016, 15:02 WIB

WAINGAPU, KOMPAS — Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, sejak satu pekan lalu mengalami pemadaman listrik selama 12 jam berturut-turut setiap sore hari sampai malam. Padahal, sejak 2014, PLN mendeklarasikan Sumba sebagai ikon pulau energi baru terbarukan. Aktivitas warga terganggu, terutama usaha kecil dan menengah serta kegiatan belajar siswa.

Wakil Ketua Fraksi Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumba Timur Josua Katanga Maujawa di Waingapu, Sabtu (16/9), mengatakan, dua tahun lalu PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mendeklarasikan Sumba sebagai ikon pulau energi baru terbarukan. Tahun 2016, PLN mengklaim telah melistriki pulau itu sampai 56 persen.

"Laporan itu asal bapak senang. Kami memantau di lapangan, listrik belum masuk desa di luar kota Waingapu. Sebagian besar desa masih gelap. Waingapu sebagai ibu kota kabupaten saja hanya Kecamatan Matalapau dan Karera yang terlayani listrik, sedangkan enam kecamatan lain belum terlayani sama sekali. Dua kecamatan yang terlistriki ini pun tidak menyeluruh," kata Maujawa.

Pemadaman bergilir selama satu pekan terakhir, mulai pukul 12.00 hingga pukul 24.00 Wita, meresahkan warga. Pemadaman dilakukan tanpa pemberitahuan. Usaha kecil dan menengah yang mengandalkan listrik menjadi terbengkalai.

Yohanes Napuwole (54), warga Kelurahan Kambaniru, Kecamatan Kota Waingapu, selaku peternak ayam potong mengatakan, sekitar 300 bibit ayam (day old chick/DOC) mati karena kurang penerangan listrik. Ayam itu didatangkan dari Surabaya dengan pesawat melalui Kupang. Ia pun merugi sekitar Rp 50 juta.

"Saya mau lapor ke mana. Kasus kematian DOC tahun 2015 akibat pemadaman listrik seperti ini pun tidak mendapat ganti rugi. PLN selalu memiliki alasan yang kuat untuk menghindar dari klaim penggantian kematian bibit ayam itu," ujar Napuwole.

Ia mengatakan, anak-anak sekolah pun sulit belajar malam hari. Mereka hanya mengandalkan penerangan lilin. Namun, penerangan lilin ini sering berdampak pada kebakaran rumah karena tuan rumah lalai sehingga banyak orangtua tidak mengizinkan anak-anak belajar dengan menggunakan lilin.

Direktur Rumah Sakit Imanuel Waingapu dr Dany Kristian mengatakan, tiga jadwal operasi pasien di rumah sakit itu tertunda karena pemadaman listrik. Dengan kondisi pemadaman seperti itu, manajemen rumah sakit membatalkan jadwal operasi pasien katarak, usus buntu, dan kista untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Rumah sakit memiliki genset, tetapi tidak mungkin beroperasi setiap sore sampai malam hari.

Menurut Piter Ariana (54), warga Desa Anakalang, Kabupaten Sumba Tengah, pemadaman listrik juga terjadi di Sumba Tengah hampir setiap malam. Pemadaman biasa terjadi pukul 18.00-22.00 Wita.

Kepala PLN Area Sumba Faizal Risal menjelaskan, pemadaman listrik hanya dialami di Kabupaten Sumba Timur. Pemadaman terpaksa dilakukan karena salah satu unit mesin di Waingapu mengalami gangguan teknis. Pihak PLN sedang memperbaiki dan diharapkan segera normal kembali. (KOR)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 September 2016, di halaman 21 dengan judul "Sumba Timur Selalu Gelap 12 Jam Per Hari".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com