Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Fisik Terbatas, Bilal Ogah Jadi Pengemis dan Jadi Pembuat Barong

Kompas.com - 17/09/2016, 16:04 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Pernah jadi pengemis

Lika-liku perjalanan Bilal bisa dikatakan tidak mudah. Selepas SDLB dia tidak bisa meneruskan karena tidak ada sekolah tingkat SMP yang menerimanya.

"Baru setelah ada SMPLB saya dipanggil untuk kembali melanjutkan sekolah," tuturnya.

Pada tahun 2009, Bilal ditawari rekannya bekerja di Pulau Kalimantan sebagai penjaga toko kitab dengan gaji Rp 1,5 juta per bulan . Karena tergiur untuk mendapatkan uang lebih untuk membeli motor dia menyetujui pekerjaan tersebut.

Dia berangkat dari Banyuwangi ke Madura dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kalimantan dengan kapal layar.

"Setelah di sana ternyata saya tampung di rumah dan diperkerjakan sebagai pengemis. Setiap pagi sampai sore saya ke pasar buat ngemis dan setor ke juragan," ceritanya dengan suara bergetar.

Bilal mengaku hanya bertahan seminggu di Kalimantan, kemudian dia melarikan diri dengan dua rekannya yang mengalami keterbatasan fisik seperti dirinya. Selama seminggu di sana, dia mengaku mendapatkan uang Rp 1,3 juta dan semuanya disetor ke juragannya.

"Satu rekan saya pincang, satu lagi tidak punya tangan. Dari pasar kami bertiga melarikan diri ke pelabuhan. Untuk beli tiket pulang saya jual handphone," ucapnya.

Dia mengaku, walaupun bentuk fisiknya berbeda, dia tidak mau dikasihani.

"Saya tidak mau mengemis saya masih bisa bekerja dan menghasilkan uang dengan tidak mengemis," ucapnya.

Bilal bersyukur, dengan pekerjaannya sekarang, dia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan ibunya, termasuk membeli sepeda motor bekas sebesar Rp 3,5 juta yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan fisiknya.

"Modifikasi dibantu sama temen habis Rp 3 jutaan," ungkapnya.

Saat ditanya keinginannya, Bilal mengaku ingin melanjutkan kuliah di bidang seni seperti yang pekerjaan yang digelutinya selama ini.

"Penginnya kuliah, tapi di Banyuwangi saya enggak tau ada kuliah seni. Mau kuliah ke luar kota kasihan ibu saya sendirian di rumah. Ini lagi nabung agar ibu bisa naik haji," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com