Pernah jadi pengemis
Lika-liku perjalanan Bilal bisa dikatakan tidak mudah. Selepas SDLB dia tidak bisa meneruskan karena tidak ada sekolah tingkat SMP yang menerimanya.
"Baru setelah ada SMPLB saya dipanggil untuk kembali melanjutkan sekolah," tuturnya.
Pada tahun 2009, Bilal ditawari rekannya bekerja di Pulau Kalimantan sebagai penjaga toko kitab dengan gaji Rp 1,5 juta per bulan . Karena tergiur untuk mendapatkan uang lebih untuk membeli motor dia menyetujui pekerjaan tersebut.
Dia berangkat dari Banyuwangi ke Madura dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kalimantan dengan kapal layar.
"Setelah di sana ternyata saya tampung di rumah dan diperkerjakan sebagai pengemis. Setiap pagi sampai sore saya ke pasar buat ngemis dan setor ke juragan," ceritanya dengan suara bergetar.
Bilal mengaku hanya bertahan seminggu di Kalimantan, kemudian dia melarikan diri dengan dua rekannya yang mengalami keterbatasan fisik seperti dirinya. Selama seminggu di sana, dia mengaku mendapatkan uang Rp 1,3 juta dan semuanya disetor ke juragannya.
"Satu rekan saya pincang, satu lagi tidak punya tangan. Dari pasar kami bertiga melarikan diri ke pelabuhan. Untuk beli tiket pulang saya jual handphone," ucapnya.
Dia mengaku, walaupun bentuk fisiknya berbeda, dia tidak mau dikasihani.
"Saya tidak mau mengemis saya masih bisa bekerja dan menghasilkan uang dengan tidak mengemis," ucapnya.
Bilal bersyukur, dengan pekerjaannya sekarang, dia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan ibunya, termasuk membeli sepeda motor bekas sebesar Rp 3,5 juta yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan fisiknya.
"Modifikasi dibantu sama temen habis Rp 3 jutaan," ungkapnya.
Saat ditanya keinginannya, Bilal mengaku ingin melanjutkan kuliah di bidang seni seperti yang pekerjaan yang digelutinya selama ini.
"Penginnya kuliah, tapi di Banyuwangi saya enggak tau ada kuliah seni. Mau kuliah ke luar kota kasihan ibu saya sendirian di rumah. Ini lagi nabung agar ibu bisa naik haji," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.