Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangutan Kerap Ditembaki, Kapolri Diminta Tertibkan Peredaran Senapan Angin

Kompas.com - 14/09/2016, 16:01 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Aktivis peduli orangutan di Solo menggelar aksi di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Rabu (14/9/2016).

Sambil menggelar poster dan aksi teatrikal, para aktivis dari 11 lembaga perlindungan satwa liar memprotes maraknya penembakan terhadap satwa liar orangutan.

Dalam aksi teatrikal, dua peserta mengenakan topeng dan baju menyerupai orangutan yang menggendong bayi orangutan. Beberapa peserta berperan menjadi pemburu satwa dan mencoba untuk memburu orangutan tersebut.

Peserta aksi mengungkapkan banyaknya peredaran senapan angin menyebabakan satwa liar, khususnya orangutan, menjadi sasaran para pemburu.

"Sepanjang kurun waktu 2004-2016 sedikitnya 23 kasus penembakan orangutan dengan senapan angin. Akibatnya, orangutan mengalami luka caca permanan hingga kematian. Pemburu biasanya menembak induk orangutan untuk mendapatkan anaknya untuk diperdagangkan," kata Eko Wahyu, koordinator aksi dari Centre for Orangutan Protection (COP).

"Kami mendesak Kapolri untuk memperketat peredaran dan penggunaan senapan angin, serta mendesak melakukan razia dan penegakan hukum karena masih banyak kasus penyelahgunaan senapan angin untuk berburu satwa liar," tambahnya.

Para aktivis berharap, Kapolri segera menindaklanjuti terkait peraturan penggunaan senapan angin dan menekan pembantaian satwa liar.

Menurut dia, aksi ini serentak dilakukan di sepuluh kota di Indonesia, yaitu Aceh, Palembang, Pekanbaru, Bandung, Jogjakarta, Solo, Malang, Surabaya, Samarinda dan Palangkaraya. Aksi tersebut sempat menarik pengguna jalan dan menyempatkan untuk melihat aksi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com