Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ganjar Pranowo
Gubernur Jateng

Gubernur Jawa Tengah

Semoga Petani Tembakau Amnesia Permanen

Kompas.com - 14/09/2016, 12:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Lain waktu, para petani ini menyampaikan pada saya data yang lagi-lagi mengejutkan. Bahwa ketika pemerintah ingin mengganti tembakau dengan komoditas lain seperti kopi dan kayu manis, ternyata impor tembakau Indonesia makin hari makin meningkat.

Kemudian, ketika petani Temanggung merana, industri tembakau besar di Tiongkok sekarang ini menanam bibit tembakau dari Temanggung. Miris melihat hal ini.

Apalagi tersaji data bahwa impor tembakau Indonesia terbanyak berasal dari Tiongkok. Maka bisa jadi beberapa tahun lagi, tembakau yang kita impor dari Tiongkok adalah tembakau varietas Temanggung.

Dalam kacamata gubernur, saya reflek berfikir dari sisi kebijakan. Ini ironi bagi Indonesia yang dianugerahi kesuburan luar biasa. Tanah air yang kita cintai ini bisa ditanami apapun.

Ketika rakyat memanfaatkan anugerah Tuhan dengan menanam berbagai komoditas, maka harapannya pemerintah memberikan perlindungan.

Setiap komoditi memiliki value dari ekonomi hingga budaya yang bisa dikemukakan. Termasuk juga tembakau. Ada kira-kira empat juta petani dan pekerja yang menggantungkan diri pada tembakau dan rokok.

Ada yang berpendapat rokok keretek adalah heritage kebanggaan Indonesia. Akankah semua ini kelak akan hilang dan hanya menjadi bagian dari sejarah bangsa?

Dengan ini saya tidak membela rokok, perokok, apalagi pabrik rokok. Saya malah menantang. Kalau memang merokok diyakini sebagai musuh terbesar bagi kesehatan.

Jika memang pendapatan negara yang luar biasa besar dari pabrik rokok dan cukai rokok dianggap sudah tidak penting. Maka hapuskan saja tembakau dari tanah air, larang pertanian tembakau dan alihkan petani ke komoditi lain, lalu tutup semua pabrik rokok.

Namun bicara tembakau tidak harus bermuara pada rokok. Karena beberapa bulan ketika ke Den Haag, saya ngobrol dengan mahasiswa Indonesia yang sedang studi S2 dan S3 di Belanda.

Ada delapan mahasiswa yang bercerita bahwa dalam risetnya mereka berhasil membuat vaksin berbahan dasar tembakau.

Dari dalam negeri, kita sudah mendengar para peneliti yang berhasil mengubah tembakau menjadi obat bermacam-macam kanker.

DOK. HUMAS PEMPROV JATENG Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara panen perdana tembakau di lereng Gunung Sumbing Desa Wonosari, Bulu, Temanggung, Selasa (5/8/2014).
Dari cerita ini, tidakkah kita pernah berifikir untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi isu tembakau ini. Saya bermimpi pemerintah pusat membangun tobacco center di Temanggung. Dalam skala kecil, bupati Temanggung telah melakukan itu.

Saya bermimpi tembakau Temanggung menguasai Bremen, sebagai pusat tembakau dunia.

Maka riset dan pengembangan budi daya tembakau menjadi penting untuk masuk dalam agenda pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com