JAYAPURA, KOMPAS.com - Aktivitas perdagangan di daerah Skouw yang merupakan perbatasan Kota Jayapura dan negara Papua Niugini masih lumpuh total. Pasalnya, belum adanya aktivitas para pedagang pasca musibah terbakarnya 178 unit bangunan kios di Pasar Tradisional RI-PNG di daerah Skouw, Distrik Muara Tami, pada 27 Agustus 2016 lalu.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri Provinsi Papua Susana Wanggai saat ditemui di Jayapura pada Kamis (8/9/2016).
Susana mengatakan, penutupan pasar tradisional telah menyebabkan terjadinya penurunan drastis aktivitas perdagangan di daerah perbatasan.
“Biasanya dalam sebulan arus peredaran uang di Pasar Skouw bisa mencapai Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar, terutama pada hari libur keagamaan. Padahal, pembukaan pasar itu hanya dua kali dalam seminggu. Diperkirakan terjadi kerugian sekitar Rp 10 miliar karena penutupan pasar selama beberapa pekan ini,” kata Susana.
Ia menuturkan, Pemerintah Papua Niugini (PNG) telah meminta kepada Pemprov Papua agar pasar Skouw segera dibuka kembali. Sebab, lanjut Susana, warga dari sejumlah daerah di PNG seperti Vanimo membeli berbagai barang kebutuhan pokok di pasar itu.
“Pasar belum dibuka karena Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Provinsi Papua sementara mengerjakan pembangunan bangunan kios sementara bagi para pedagang. Karena itu, kami berharap Pemerintah PNG bisa mengimbau warganya agar bersabar hingga akhir bulan ini,” kata Susana.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Bidang Humas Polda Papua, kebakaran berlangsung dari pukul 18.22 hingga pukul 20.40 WIT.
Pemadaman api berlangsung selama dua jam karena warga dan aparat TNI yang bertugas di wilayah perbatasan hanya menggunakan ember. Apalagi ketersediaan air milik warga sangat terbatas dan hembusan angin yang kencang sehingga memicu api bertambah besar.
Penyebab terjadinya kebakaran diduga karena hubungan pendek arus listrik yang terjadi di salah satu kios.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.