Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Calon Haji via Filipina, Takut Dipalak hingga Beli Celana dari Anggota Abu Sayyaf

Kompas.com - 08/09/2016, 19:10 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Kompas TV Jemaah Calon Haji Berpaspor Filipina Akhirnya Pulang

Bayar Rp 200 juta

Aziz menceritakan, awalnya pada tahun 2014 ia memesan kursi haji plus melalui biro perjalanan di Palembang. Biro ini merupakan langganan dari kerabatnya.

"Sudah beberapa kali memberangkatkan umroh dan lancar. Jadi langganan dan cukup bonafid di Palembang," ujar Aziz.

Saat memesan kursi tersebut, Aziz membayar tunai serta  memberikan uang lebih. Total, Aziz membayar ke biro tersebut sebesar Rp 200 juta.

"Katanya berangkat Agustus 2016, tetapi melalui Filipina. Saya sudah curiga saat itu dan sempat akan membatalkan serta minta uang dikembalikan," ucapnya.

Kepada Aziz dan istrinya, biro menjelaskan keberangkatan mereka menggunakan sisa kuota haji dari Filipina. Mendengar keterangan itu, meski masih ada yang mengganjal, akhirnya Aziz dan istrinya memutuskan berangkat.

Sebelum berangkat, perasaan ganjil dan gelisah pun masih dirasakan pasangan suami istri ini. Namun kerabatnya meminta untuk tenang dan berdoa agar tidak ada masalah. "Saya hanya bisa bilang bismilah dan berangkat," ucapnya.

Pada 17 Agustus 2016 Aziz dan istrinya tiba di Bandara International Soekarno Hatta bertemu dengan ratusan jamaah haji lainya. Dari Jakarta, rombongan lantas terbang ke Filipina. Sesampainya di Filipina rombongan diminta untuk istirahat sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Usai istirahat, paspor dari Indonesia diambil oleh biro, dan diganti paspor Filipina.

Saat berbaris untuk pengecekan imigrasi sebelum ke pesawat. Ketika diperiksa tersebut, petugas curiga dengan salah satu orang dirombongan yang tidak bisa bahasa Tagalog. Termasuk tidak mengetahui alamat yang tertera di paspor.

Petugas Imigrasi lalu memutuskan untuk tidak memberangkatkan dan menahan rombongan untuk pemeriksaan.

Berkat koordinasi KBRI di Filipina rombongan dibawa ke tempat aman dan akhirnya dapat dipulangkan ke Indonesia. Meski pun ada 9 orang yang masih di Filipina untuk menjadi saksi.

"9 orang yang di Filipina itu mau tanda tangan saksi agar kita bisa pulang. Bagi kita mereka adalah pahlawan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com