Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyu yang Terjaring Pukat Nelayan Dilepas ke Laut

Kompas.com - 07/09/2016, 15:03 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

BAA, KOMPAS.com - Delapan ekor penyu yang terjaring nelayan di Desa Oenggae, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilepas kembali ke laut oleh Balai Kawasan Koservasi Perairan Nasional (BKPN) Kupang, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT dan The Nature Conservancy (TNC) Indonesia serta pemerintah daerah setempat, Rabu (7/9/2016).

Aktivitas ini menyedot perhatian ratusan warga setempat. Warga beramai-ramai turun ke pantai Oenggae dan menyaksikan proses pelepasan penyu. Saat penyu dilepas, warga pun langsung berteriak sehingga membuat ramai suasana proses pelepasan satwa yang dilindungi undang-undang itu.

Kepala Balai Kawasan Koservasi Perairan Nasional (BKPN) Kupang Ikram Malan Sangadji mengatakan, warga secara sukarela menyerahkan kembali delapan penyu kepada pemerintah daerah setempat untuk dikembalikan ke habitat mereka.

“Delapan penyu itu terjaring pukat nelayan di tempat berbeda sejak Januari 2016, terdiri dari tujuh penyu sisik dan satu penyu hijau. Sebenarnya penyu yang terjaring pukat nelayan berjumlah 10 ekor, namun dua ekor tidak berhasil diselamatkan. Seluruh penyu tersebut kemudian dijual kepada seorang penangkar bernama Adi Kadik seharga Rp25.000 per ekor,” kata Ikram.

Menurut Ikram, warga yang menangkar penyu karena tidak tahu bahwa penyu dilindungi. Keberadaan delapan penyu tersebut, lanjut dia, diketahui petugas BKPN yang kemudian bersama petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT dan The Nature Conservancy (TNC) Indonesia memberikan penyuluhan kepada warga. Setelah diberi penyuluhan, nelayan akhirnya bersedia mengembalikan penyu ke laut.

“Untuk diketahui bahwa di sepanjang pesisir pantai timur Kabupaten Rote Ndao, banyak ditemukan kawasan peneluran penyu sehingga jika ada penyu dewasa yang akan bertelur, pasti bertelur di pantai tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Andi Rusandi menjelaskan bahwa pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk melestarikan potensi sumber daya alam antara lain penyu dan mangrove.

Menurut dia, semua itu dilakukan oleh pihaknya semata-mata untuk masyarakat dan aakan diwariskan kepada generasi yang akan datang. Dengan dilakukan penyelamatan penyu dan mangrove, dia berharap warga dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya pesisir dan laut di kawasan Taman Nasional Perairan Laut Sawu yang berada dekat Pulau Rote.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com