Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Menghitung Burung Pantai di Gorontalo

Kompas.com - 02/09/2016, 16:58 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Sejumlah penggiat lingkungan melakukan pengamatan dan penghitungan burung pantai di Gorontalo, Jumat (2/9/2016). Kegiatan ini merupakan bagian dari acara Global Shorebird Counting 2016 yang juga dilakukan secara serentak di seluruh dunia mulai 2-7 September 2016.

Para penggiat lingkungan ini melakukan pengamatan jenis burung dan jumlahnya yang berada di sekitar danau Limboto di Kabupaten Gorontalo dan persawahan di pinggirnya.

“Global Shorebird Counting ini merupakan kegiatan penyadartahuan kepada masyarakat agar mereka mengerti bahwa populasi burung pantai semakin menurun dari tahun ke tahun” kata Iwan Hunowu, Manajer Program Sulawesi Wildlife Conservation Society (WCS).

Meski namanya burung pantai, namun habitatnya bisa ditemukan di danau, persawahan, dan sungai.

“Burung ini menyukai daerah lahan basah” tutur Iwan Hunowu yang juga penggiat di Gorontalo Biodiversity Forum.

Kegiatan Global Shorebird Counting di Gorontalo tahun ini merupakan yang pertama dilakukan oleh komunitas Gorontalo Biodiversity Forum, sementara di dunia sendiri merupakan kegiatan ketiga kalinya.

Iwan Hunowu menambahkan, data yang dikumpulkan para pengamat burung ini akan dikumpulkan dengan data lain dari berbagai lokasi pengamatan burung di seluruh dunia.

“Gorontalo memiliki andil untuk menyumbang data burung pantai dunia, kami berharap ini akan berlanjut di masa datang” jelas Iwan Hunowu.

Dalam pengamatan ini yang paling umum dijumpai adalah jenis trinil dan gagang bayam.

Danny Rogi, salah seorang yang terlibat dalam kegiatan ini menambahkan bahwa burung pantai yang menyinggahi Danau Limboto ini merupakan jenis migran yang berasal dari belahan dunia lain.

Burung-burung tersebut singgah mencari makan dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan migrasi besar mereka.

Dalam sebulan ini, migrasi burung pantai telah menyinggahi Gorontalo. Mereka banyak ditemukan di lahan basah seperti danau, sawah, rawa-rawa hingga pantai.

“Kami berharap masyarakat tidak melakukan perburuan atau merusak habitat hidup mereka” tutur Danny Rogi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com