MAKASSAR, KOMPAS.com - Setiap tahun, Indonesia kehilangan hutan seluas 684.000 hektar akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, perambahan hutan dan alih fungsi hutan.
Menurut data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang berada di urutan pertama.
Padahal, Indonesia disebut sebagai megadiverse country karena memiliki hutan terluas dengan keanekaragaman hayatinya terkaya di dunia.
"Menurut data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Indonesia, total luas hutan saat ini mencapai 124 juta hektar. Tapi sejak 2010 sampai 2015, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi kehilangan luas hutannya yang mencapai 684.000 hektar tiap tahunya," beber Deputi FAO Representative bidang program di Indonesia, Ageng Herianto, dalam seminar dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Provinsi Sulsel di Hotel Dalton, Selasa (30/8/2016).
Dengan kondisi itu, kata Ageng, FAO dan KLHK melucurkan program kerja sama penguatan SDM KPH dan Pemberdayaan Komunitas di Hutan Produksi Jeneberang dan Taman Nasional Bantimurung untuk wilayah Sulsel.
"Kami yakin Indonesia sedang melakukan upaya berkelanjutan untuk restorasi dan konservasi hutan. Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk menangani masalah-masalah kehutanan adalah dengan membentuk dan memberdayakan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di seluruh Indonesia. Pembangunan KPH menjadi salah satu prioritas nasional yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan rencana strategis (Renstra) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," jelasnya.
Dia menambahkan, untuk mencapai pengelolaan hutan yang berkelanjutan memerlukan SDM yang cakap. SDM juga merupakan faktor kunci untuk menciptakan KPH sebagai unit usaha yang menguntungkan, mandiri, dan sekaligus dapat menjaga kelestarian hutan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.