Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Kaitkan dengan SARA dan Mengunggah Foto Pelaku Teror di Medan"

Kompas.com - 30/08/2016, 06:07 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Kalangan masyarakat dan sejumlah tokoh merasa menyesalkan terjadinya percobaan bom bunuh diri dan serangan terhadap pastor di Medan, Minggu (28/8/2016). Mereka meminta agar kejadian itu tidak dikaitkan dengan suku, agama, ras, dan golongan.

Sekretaris Komisi C DPRD Sumatera Utara Sutrisno Pangaribuan merasa prihatin atas kejadian yang mengakibatkan luka Pastor Albert Pandiangan dari Gereja Katolik Santo Yosef.

Menurut Sutrisno, tindakan pelaku, IAH (18), yang belum setahun menamatkan pendidikan SMA, telah menimbulkan ketakutan dan trauma bagi jemaat yang menyaksikan langsung.

Wakil Bendahara Fraksi PDI Perjuangan itu berharap pemerintah melakukan tindakan konkret berupa penanganan korban dan kondisi psikologis jemaat serta melawan segala bentuk terorisme.

"Tapi warga Medan dan Sumatera Utara tidak usah panik, tetap tenang, serahkan sepenuhnya penanganan teror ini kepada Polri dan BNPT," kata Sutrisno, Senin (29/8/2016).

Sutrisno meminta agar semua pihak tidak mengaitkan kejadian ini dengan latar belakang suku, agama, maupun etnis pelaku karena sama sekali tidak berhubungan dengan tindakan yang dilakukannya.

"Jangan kaitkan dengan SARA dan mengunggah foto pelaku, identitas pelaku, seperti KTP, di berbagai media. Kita mau suasana tetap kondusif untuk keberlanjutan kehidupan sosial di Medan," kata dia.

Ia mengajak seluruh kalangan masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah dan aparat keamanan bertanggung jawab atas kondisi keamanan dan ketertiban umum. Ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan sistem keamanan lingkungan partisipatif untuk meningkatkan kewaspadaan kolektif.

Sementara itu, Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Medan mengecam keras tindakan pelaku. Kejadian itu telah mencoreng kemerdekaan Indonesia.

GMNI meminta masyarakat waspada akan munculnya pihak-pihak yang coba mengambil keuntungan di balik peristiwa tersebut.

"Harus dicatat, tindakan pelaku bukan tindakan bernuansa SARA," kata Sekretaris GMNI Medan Syam Firdaus.

Hal senada juga disampaikan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Deli Serdang Eka Azwin Lubis. Ia mengajak semua orang untuk tidak terprovokasi.

"Apa pun motifnya. Saya merasa janggal kalau dia harus membawa hal-hal yang berkaitan dengan agama tertentu. Ini kemasan propaganda, semoga kita semua bijak menyikapinya," kata Eka.

Aktivis GMKI Sumatera Utara James Ambarita berharap kasus ini dapat segera diungkap supaya tidak menimbulkan gesekan antara sesama umat beragama. Menurut dia, hal-hal yang berkaitan dengan isu agama akan sangat resisten.

Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Medan Rikson Sihotang menegaskan, Medan sebagai kota plural harus menolak segala bentuk kekerasan ekstremis dan radikal. Dia meminta kasus ini diusut tuntas dan dicari apa yang menjadi motif dari pelaku.

"Aparat penegak hukum harus transparan mengungkap kasus ini. Sampaikan ke media setiap perkembangan penyelidikan agar tidak bias di masyarakat," kata Rikson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com