Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelucon Mukidi Bikin "Kopi Mukidi" Temanggung Semakin Terkenal

Kompas.com - 27/08/2016, 10:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - "Ha..ha..ha..saya tertawa juga, dan ambil hikmahnya saja," begitu reaksi pertama kali dari seorang pria bernama asli Mukidi (42), warga Dusun Jambon, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, ketika menanggapi humor "Mukidi" yang belakangan viral di media sosial.

Pria yang berprofesi sebagai petani kopi itu sama sekali tidak keberatan ketika nama Mukidi menjadi bahan cerita lelucon netizen. Meskipun tokoh Mukidi dalam cerita-cerita yang beredar itu bukan bersumber dari namanya.

Ia justru merasa diuntungkan karena usaha kopi yang juga diberi nama "Kopi Mukidi" itu menjadi semakin terkenal. Padahal merk tersebut diciptakan jauh sebelum demam Mukidi mewabah di kalangan netizen.

"Belum sampai mendongkrak penjualan, tapi ini mulai ada yang pesen kopi," ucapnya, kepada Kompas.com, Jumat (26/8/2016) sore.

Keluarga dan teman-temannya pun sebagian besar merespon positif adanya cerita lucu Mukidi. Banyak diantaranya yang kemudian menyapa dan bertanya kepada dirinya, baik langsung maupun melalui media sosial, perihal namanya yang kebetulan sama dengan tokoh Mukidi.

"Keluarga, teman-teman, pada ketawa. Saya ambil positifnya saja," ucapnya tersenyum

Bahkan, beberapa hari terakhir akun facebook pribadinya tiba-tiba "kebanjiran" permintaan pertemanan. Hal ini tentu tidak biasa terjadi pada hari-hari sebelumnya.

"Yang Add facebook saya banyak sekali, dalam sehari kurang lebih 40 orang (akun) di facebook," ujar Mukidi.

Tidak hanya itu, dirinya juga sudah beberapa kali menerima permintaan wawancara dari wartawan berbagai media massa terkait namanya tersebut. Sekali lagi Mukidi merasa senang dan bangga menyandang nama pemberian kedua orang tuanya itu.

Mukidi yang asli Temanggung ini merupakan seorang petani dan pengusaha kopi khas lereng Sumbing. Ia merupakan sosok petani visioner yang bercita-cita agar semua petani kopi di tanah kelahirannya menjadi petani yang mandiri.

Petani mandiri adalah petani yang dengan usahanya sendiri mengelola pertaniannya. Mulai dari olah lahan, penanamam, kemasan produk hingga pemasarannya. Mukidi juga berjuang mengembangkan metode olah tanah berbasis konservasi atau pelestarian lingkungan.

"Selama ini petani hanya mencangkul lalu tanahnya dibuang. Kebanyakan tidak mengenal terasering sehingga tingkat erosi permukaan tanah jadi tinggi. Petani juga sering kali berorientasi pada hasil bukan pada konsep," katanya.

Empat tahun lalu, suami dari Sumi (31) itu mulai merintis usaha kopi hasil racikannya sendiri. Ada Kopi Jawa, Kopi Lamsi, Kopi Lanang dan yang diunggulkan adalah Kopi Mukidi, hasil racikan kopi arabika, robusta dan excelsa.

Bapak dua putra ini juga termasuk petani berprestasi. Ia kerap menjadi narasumber berbagai pertemuan tentang pertanian serta menjadi pelopor kelompok tani Mandiri di Temanggung.

Sederet penghargaan pernah diraih Mukidi, sebut saja penghargaan Liputan 6 Award 2013 atas dedikasinya berkarya dan menginspirasi kategori lingkungan hidup.

Juga, Juara III Kopi Robusta pada Kontes Kopi Asosiasi Eksportir Kopi tahun 2014. Dia juga masuk 20 besar peserta terbaik pada kontes kopi di Banyuwangi. 

Terakhir, Mukidi mewakili Temanggung menjadi peserta kontes kopi spesialti Indonesia ke-7 di Amerika 2015 lalu.

Kompas TV Komik Band, Gabungkan Musik dan Humor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com