Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Emas Diduga Jadi Penyebab Pantai Pulau Merah Tercemar Lumpur

Kompas.com - 19/08/2016, 10:16 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Penyebab banjir lumpur di destinasi wisata Pantai Pulau Merah, Kabupaten Banyuwangi, diduga karena pembukaan lahan di Gunung Tumpang Pitu yang dibangun untuk kawasan pertambangan emas.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Banyuwangi, Chusnul Khotimah kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2016).

"Di Gunung Tumpang Pitu ada pembukaan lahan untuk pembangunan dan pasti ada penebangan pohon, sehingga kalau terjadi hujan walaupun intensitasnya kecil pasti yang akan erosi," jelas Chusnul.

Dia mengaku sudah menemui perusahaan tambang untuk mempertanyakan banjir lumpur di Pulau Merah karena menurutnya pihak perusahaan harus memperhitungkan antisipasi tersebut sejak awal pembangunan.

Selain itu, dengan adanya segmentasi lumpur di Pulau Merah, kata Chusnul, menunjukkan adanya ketidaksempurnaam teknis.

"Saya sudah datang ke area tambang tapi tidak diperkenankan masuk untuk melihat apa yang terjadi di dalam karena masuk objek vital nasional. Tapi saya menghargai itu," jelasnya.

Baca juga: Pantai Pulau Merah yang Dulu Airnya Bening Kini Tercemar Lumpur

Dari penjelasan yang ia dapatkan dari pihak perusahaan, banjir lumpur karena dam yang dibuat pihak perusahaan tidak menampung curah hujan yang turun.

"Ada enam dam yang masuk dalam perencanaan dan ada dua yang sudah difungsikan. Untuk luasan dam sekitar 24 hektar dengan kedalaman beragam, ada yang 1,8 meter," katanya.

Seharusnya, menurut Chusnul, dam tersebut dibuat jauh-jauh hari sebelum membangun sarana prasarana seperti jalan, basecamp sehingga hujan bukan menjadi alasan banjir lumpur di Pulau Merah.

"Pihak perusahaan mengaku sudah melakukan antisipasi dengan membuat 45 dam kecil di sungai untuk jangka pendek tapi tidak membantu banyak," tambahnya.

Namun yang terpenting, menurut Chusnul, adalah pihak perusahaan harus segera melakukan normalisasi, dan endapan di sekitar pantai Pulau Merah harus segera diangkat.

Secara regulasi, kegiatan tambang emas di Gunung Tumpang Pitu sudah terpenuhi, tetapi yang harus dingat adalah adanya fasilitas sosial dan wisata yang ada di sekitarnya.

"Sejak awal mereka mengatakan akan berkomitmen selaras dengan wisata serta masyarakat dan untuk itu kami menagih komitmen tersebut. Penyelesaian ini harus ekstra cepat. Butuh dam pengendali karena mereka sejak awal tahu berdekatan dengan wisata dan pemukiman," jelasnya.

Pihaknya pun juga mengambil sampel lumpur yang berada disekitar Pulau Merah untuk memastikan kandungan di dalamnya.

"Tidak ada jaminan kandungan itu aman atau tidak. Ada yang berwarna hitam, walaupun kata warga itu adalah lumpur yang lama tetap akan kami uji," jelasnya.

Pantai Pulau Merah, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi, terkena banjir lumpur. Akibatnya, air pantai yang biasanya terlihat bening menjadi keruh dan coklat.

Beberapa wisatawan terpaksa membatalkan surfing dan harus balik lagi karena tidak memungkinan untuk berselancar.

"Sudah hampir 10 hari keadaan seperti ini. Puncaknya seminggu yang lalu saat hujan lebat dan banjir bandang. Lumpur tebal. Ada 20 an tamu mancanegara yang mau surfing cancel. Siapa yang mau surfing dengan air berlumpur," jelas Samsul arifin, salah satu pengelola Surf Camp di Pulau Merah saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (19/8/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com