Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kekerasan Oknum TNI AU terhadap Wartawan dan Warga di Medan

Kompas.com - 16/08/2016, 13:51 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Wartawan korban penganiayaan oknum TNI Angkatan Udara Lanud Soewondo Medan saat unjuk rasa warga Sarirejo, Senin (15/8/2016), menuturkan bahwa oknum itu menganiayanya secara.

Salah satu wartawan yang dianiaya, Array Argus dari Tribun Medan, mengatakan, kejadian itu berlangsung ketika ia sedang mewawancarai seorang ibu yang anaknya disekap oleh oknum TNI AU.

(Baca juga Warga Medan Bentrok dengan TNI AU, 11 Orang Terluka Termasuk Jurnalis)

"Sekitar pukul 4 sore tadi (kemarin), aku lagi wawancara dengan ibu-ibu warga Jalan Pipa Dua. Anaknya Yogi umur 12 tahun disekap. Tiba-tiba kutengok ada 3 truk TNI masuk, mereka bawa tameng, pentungan dan besi-besi," ujar Array seperti dikutip dari Tribunnews, Selasa (16/8/2016).

Menurut Array, oknum TNI AU itu langsung turun dari truk dan memukuli rumah warga di kawasan Simpang Teratai. Oknum itu kemudian mendatanginya dan bertanya.

"'Kau siapa?' Aku wartawan. 'Mana ID kau?' Ini, Bang. Tapi yang lain langsung menarik saya, ini yang tadi ini, ambil aja," ujar Array.

Puluhan oknum tentara itu pun menginjak-injak dan memukulinya.

"Ada satu orang tentara yang nyelamatkan. Aku pun lari ke samping dinding seng. Tapi ada lagi satu tentara datang, kulitnya hitam. Ia langsung menerjangku. Di situ aku kembali dipukuli dan diinjak-injak mereka," kata Array.

Ia menuturkan, oknum TNI itu hendak mengambil ponselnya dan meminta rekaman di dalamnya, tetapi ia mengatakan tidak merekam.

"Aku diancam dibunuh. Dia bilang, 'Kukeluarkan isi perut kau, ya!' sambil memukulkan pentungan dengan keras ke perut dan rusukku," katanya.

Array mengingat tiga nama TNI AU yang menganiayanya. Ada tentara lain yang melakukan kekerasan serupa, tetapi ia tidak hapal nama mereka.

Tak lama kemudian, datanglah Teddy rekan sesama wartawan menghampiri Array. Teddy meminta agar Array dilepaskan.

Setelah itu, Teddy memboncengkan Array dan mereka berusaha keluar dari lokasi dengan menggunakan sepeda motor.

"Tapi di tengah jalan, ada pos penjagaan lagi. Kami dihalau-halau, ada yang narik lagi, mau dipukuli lagi. Tapi Teddy langsung tancap gas," ujarnya.

Setelah itu Array dan Teddy sampai ke lokasi yang lebih aman di sekitar CBD Polonia. Di situlah beberapa wartawan berkumpul.

Selain Array, Andri Safrin wartawan MNC TV juga menjadi korban kebrutalan oknum TNI AU. Hingga saat ini Safrin masih menjalani perawatan di RS Mitra Sejati.

Andri menuturkan, saat ia dipukuli, anggota TNI AU juga mengambil telepon seluler dan dompetnya. Kamera yang dibawanya pun dihancurkan.

"Pas lagi meliput, aku dicekik, langsung dipukuli pakai pentungan dan kayu. Handphone dan kamera aku pun direbut dirusak. Bahkan dompet aku direbut, diambil sama mereka," katanya.

Andri juga diseret dipukul dengan kayu. Ia sudah mengaku sebagai wartawan, tetapi pengeroyoknya tidak peduli.

Secara terpisah, Kepala Penerangan TNU AU Lanud Suwondo Mayor Jhoni Tarigan mengatakan tidak menduga kasus penganiayaan ini bisa terjadi.

"Sebenarnya tadi pagi saya juga sudah jumpa Array dan Teddy, makanya saya enggak menduga kalau yang jadi korban itu Array," ujarnya.

Selain menganiaya wartawan, oknum TNI AU juga memukuli warga, baik ibu-ibu maupun anak-anak.

Kekerasan terjadi setelah warga yang melakukan unjuk rasa membakar ban. Anggota TNI AU terlihat mulai bringas dan belasan anggota TNI AU menyerbu warga yang tengah nongkrong di sekitar lokasi.

"Semua dihajar. Anak-anak pun yang ada di lokasi dimaki-maki, ada juga yang ditokok (dijitak) kepalanya," kata Andi.

Selain warga pendemo, masyarakat yang melintas juga tidak lepas dari amukan anggota TNI AU tersebut. Warga yang hendak melintas diusir, bahkan ada yang helmnya dipukul dengan tongkat.

Artikel ini telah tayang di Tribun Medan dengan judul "Ini Kronologi Wartawan Dianiaya Puluhan Oknum TNI AU".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com