Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Penerbangan Perintis di Papua Terkendala Anggaran dan "Slot Time"

Kompas.com - 12/08/2016, 12:27 WIB
Fabio Maria Lopes Costa

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kebijakan subsidi penerbangan perintis dinilai belum menjangkau seluruh wilayah pedalaman di Papua. Sebab, kebijakan tersebut terkendala minimnya anggaran dan slot penerbangan untuk pesawat perintis.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Djuli Mambaya mengatakan, Pemprov Papua berencana menganggarkan dana sebesar Rp 80 miliar untuk 12 maskapai penerbangan perintis dalam penyusunan APBD perubahan tahun ini.

Akan tetapi, lanjut Djuli, dana Rp 80 miliar dinilai belum mampu melayani seluruh wilayah pedalaman yang berada di daerah pegunungan tengah Papua maupun pesisir.

“Kami membutuhkan bantuan tambahan anggaran dari Kementerian Perhubungan agar subsidi bisa menjangkau seluruh wilayah pedalaman yang belum bisa diakses dengan jalur darat,” kata Djuli saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (12/8/2016).

Dia pun menuturkan, Kementerian Perhubungan telah mengucurkan dana Rp 100 miliar untuk subsidi penerbangan perintis di Papua pada tahun ini. Namun, dana tersebut hanya menjangkau ke sejumlah rute penerbangan di pusat wilayah di kabupaten tersebut. Misalnya Sentani-Karubaga di Kabupaten Tolikara, Sentani-Ilaga di Kabupaten Puncak, Wamena-Mulia di Kabupaten Puncak Jaya, dan Wamena-Tiom di Kabupaten Lanny Jaya.

“Di setiap kabupaten rata-rata memiliki sebanyak 12 lapangan terbang. Semua lapangan terbang ini tak terkoneksi dengan akses jalur darat,” ungkap Djuli.

Selain, minimnya anggaran, jumlah slot penerbangan untuk pesawat perintis dari Bandar Udara Sentani yang menjangkau darah-daerah pedalaman sangat terbatas.

Per hari pesawat hanya mendapat jatah 20 persen atau satu hingga dua kali penerbangan saja dan sisanya untuk penerbangan komersial. Padahal, mayoritas warga Papua menggunakan pesawat perintis.

“Bagi kami kuota 20 persen sangat tidak masuk akal. Kementerian Perhubungan dan berbagai instansi lainnya harus mengkaji masalah pengaturan slot bagi penerbangan perintis ini,” tambah Djuli.

Kepala Bidang Teknik dan Operisioanal Bandar Udara Klas I Bandar Udara Sentani Gagarin Moniaga ketika dikonfirmasi mengakui, slot untuk penerbangan perintis sangat minim. Sebab, kuota penerbangan di Bandara Sentani sangat padat.

“Dari pukul 06.00 hingga pukul 11.00 WIT, slot penerbangan didominasi pesawat komersial. Setiap jam mencapai 21 penerbangan. Sementara slot untuk pesawat perintis biasanya mendapatkan jadwal penerbangan pada siang hari. Padahal, kondisi cuaca pada saat itu sangat berbahaya untuk penerbangan perintis,” ujar Gagarin.

(Baca juga: Harga Tiket Pesawat ke Jayapura Melambung, 5 Maskapai Akan Dipanggil)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com