Dugaan itu diperkuat dengan kaus yang dikenakan korban juga mirip milik Waluyo.
"Wajahnya dan ciri-cirinya mirip bapak, tinggi badan, bajunya," ucapnya.
Selama enam hari, pria yang mirip Waluyo itu dirawat di Rumah Sakit Sardjito. Dia dalam keadaan koma. Keluarga pun menungguinya secara bergantian. Setelah enam hari dirawat, pria tersebut meninggal dunia.
"Saat ibu memandikan juga melihat wajahnya memang mirip bapak," katanya.
Setelah itu, korban yang diduga Waluyo itu dimakamkan di tanah kelahirannya di Suren Kulon, Canden, Jetis, Bantul.
"Mungkin yang dulu itu gelandangan, tetapi wajahnya memang persis sekali," kata Anti.
Anti mengaku, setelah mendengar kabar bahwa ayahnya hidup kembali dan pulang, perasaannya campur aduk antara senang dan tidak percaya.
Ia berharap, setelah pulang, ayahnya tidak pergi lagi. Anti ingin ayahnya tetap bersama keluarga di rumah.
"Saya pengen bapak tetap di rumah. Saya sudah kerja, jadi bisa merawat bapak," tuturnya.
Saat ditemui dirumahnya, Waluyo mengaku tidak pulang karena mendapat pekerjaan di Semarang. Selama di Semarang, ia tidur di emperan toko hingga akhirnya bertemu dengan salah satu orang yang mengenalnya dan mengantarkan pulang ke Yogya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan