Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Kesatuan Bangsa Yogyakarta Tidak Ada Hubungannya dengan Turki

Kompas.com - 29/07/2016, 14:12 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

BANTUL,KOMPAS.com - Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa Yogyakarta Ahmad Nurani menegaskan bahwa sekolah yang dipimpinya milik orang Indonesia dan di bawah Yayasan Kesatuan Bangsa Mandiri.

Ahmad menyatakan, sekolah tersebut sama sekali tidak ada hubunganya dengan negara, lembaga ataupun Organisasi Teroris Fethullah (FETO).

Hal itu ia sampaikan terkait pernyataan pers Kedutaan Besar Turki di Indonesia tentang sembilan sekolah di Nusantara yang terkait dengan FETO.

FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen, yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu.

(Baca juga Turki Sebut 9 Lembaga Pendidikan di Indonesia Terkait Kelompok Fethullah Gulen)

"Saya juga kaget tiba-tiba ada press release itu," ujar Nuranisaat ditemui Kompas.com, Jumat (29/07/2016).

Sekolah di Jalan Wates KM 10, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, itu berdiri sejak 2011. Presiden ke-11 Turki Abdullah Gül meresmikan sekolah itu di Turki dengan menandatangani plakat yang dibawa oleh perwakilan sekolah ke negara tersebut.

Meskipun peresmiannya dilakukan oleh Presiden Turki, Nurani menyatakan bahwa sekolah tersebut sepenuhnya milik orang Indonesia. Kantor pusat yayasannya berada di Jakarta.

"Tidak ada hubungannya sama sekali dengan negara Turki atau lembaga Turki. Sekolah ini juga bukan milik orang Turki, bukan milik Organisasi Teroris Fethullah," kata Nurani.

Nurani mengakui bahwa pada saat awal berdiri, sekolah itu pernah bekerja sama dengan Pasiad dari Turki. Kerja sama ini meliputi manajemen dan bantuan fisik, seperti meja belajar.

Akan tetapi, sejak 3 Juni 2015, Sekolah Kesatuan Bangsa School Yogyakarta sudah tidak lagi menjalin kerja sama dengan Pasiad Turki.

"Sudah tidak lagi, jauh sebelum masalah ini muncul kita sudah tidak bekerja sama. Ini sesuai dengan peraturan pemerintah," ucapnya.

Ia mengakui bahwa di sekolah itu ada tiga guru dari luar negeri, yakni dua guru dari Turki yang mengajar sains dan seorang guru dari Amerika Serikat mengajar Bahasa Inggris.

Nurani juga menyatakan bahwa kegiatan dalam sekolah murni dalam bidang pendidikan dan tidak ada pendidikan berunsur politik. Keberhasilan pendidikan di sekolah itu antara lain ditunjukkan dengan keikutsertaan siswanya dalam Olimpiade Sains, baik nasional maupun Internasional.

"Guru-guru di sini tidak ada yang memakai baju politik. Politik Indonesia tidak, apalagi politik luar negeri. Sekolah ini murni pendidikan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com