Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Malang Bakal Sediakan Stan Berjualan untuk Sriana Si Penjual Kue Keliling

Kompas.com - 26/07/2016, 15:54 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Dinas Sosial Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, berencana menyediakan stan berjualan bagi Sriana (41), perempuan yang berjualan roti keliling bersama tiga anaknya.

"Rencana tidak usah jualan keliling lagi. Saya sediakan stan, jualan di rombong yang lebih menarik," kata Kepala Dinas Sosial Kota Malang Sri Wahyuningtyas kepada Kompas.com, Selasa (26/7/2016).

Saat ini, Dinsos Malang masih melakukan survei tempat untuk Sriana berjualan. Sri mengupayakan agar lokasi stan untuk ibu empat anak itu ramai pembeli.

(Baca juga Ikut Sang Ibu Jualan Roti Keliling hingga Dini Hari, Juli Ingin Jadi Dokter)

Ia mengatakan, uang untuk membuat stan bagi Sriana itu itu berasal dari uang patungan seluruh karyawan di Dinas Sosial Malang.

"Sedekah para karyawan Dinsos. Kita memang punya dompet duafa," kata dia.

Mengenai kondisi Suwarno (55), suami Sriana yang mengalami sakit saraf, Dinas Sosial sudah menyediakan obat herbal. Selain itu, ia juga sudah masuk dalam daftar bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). "Jadi sudah bisa berobat gratis," kata Sri.

(Baca juga Suami Sakit, Sriana dan 3 Anaknya yang Masih SD Berjualan Roti Keliling hingga Dini Hari)

Sri mengatakan sudah sempat menawarkan kepada Sriana agar keempat anaknya tinggal di Pondok Pesantren Al-Hikmah. Namun, anak-anak Sriana itu tidak mau karena tidak ingin berpisah dari ibunya.

"Tapi sekolah mereka sudah dapat gratis. Seragam sudah diberikan oleh Dinas Sosial," kata Sri.

Kontributor Malang, Andi Hartik Sriana (41) bersama ketiga anaknya mendorong gerobak saat melintas di Jalan Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur, Senin (25/7/2016) sekitar pukul 18.30 WIB.
Sriana menjadi tumpuan hidup keluarganya setelah suaminya menderita sakit saraf sejak empat tahun lalu. Berbagai upaya dilakukannya untuk menyambung hidup.

Sriana memutuskan untuk berjualan roti keliling, menyusuri jalan protokol di Kota Malang. Setiap hari ia menempuh perjalanan belasan kilometer mulai dari Jalan Muharto ke Pasar Kebalen, lalu ke Jalan Gajah Mada dan Alun-alun Tugu.

Sriana terus mendorong gerobaknya ke Jalan Ijen, Buring, Merbabu, ke simpang Ijen, dan ke Taman Kunang-kunang di Jalan Jakarta. Ia terus melangkah ke Jalan Gede dan Wilis, lalu berakhir di Stadion Gajayana, Kota Malang.

Dalam berjualan, Sriana selalu ditemani oleh tiga anaknya yang masih di bawah umur, yaitu Tri Sutrisno (11) yang masih kelas IV SD, Kurnia Putri (9) kelas III, SD dan Juliastuti (6) kelas I SD.

Anak pertamanya, Dwi Kurniawan Putra (16), tidak ikut karena harus menjaga ayahnya yang mengalami sakit.

Keluarganya sempat tidak mampu memperpanjang kontrakan dan menumpang di rumah mertua.

Saat ini mereka tinggal di rumah berukuran 2 meter x 2,5 meter peninggalan kakek Sriana. Rumah tersebut berada di Jalan Muharto, RT 13 RW 7, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com