Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Husni Kamil Manik Memimpin Organisasi Kampus di Masa Reformasi

Kompas.com - 17/07/2016, 15:05 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Kepergian Ketua KPU RI Husni Kamil Manik menyisakan kisah tersendiri dari para rekan-rekannya. Ketokohan Husni Kamil Manik di pentas nasional, dinilai bukanlah sesuatu yang instan.

“Pengalaman organisasi Husni sudah terasah sejak di bangku kuliah. Ketika itu ia mulai memerlihatkan ketertarikan pada penyelenggaraan pemilu,” kata Dosen Ilmu Sejarah, Universitas Andalas, Harry Effendi Iskandar, saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (17/7/2016).   

Harry mengisahkan kembali masa-masa saat mereka menjadi aktivis di kampus hijau, sebutan lain untuk kampus Universitas Andalas. Pertemuan pertama kali terjadi ketika sama-sama menjadi pengurus Senat Mahasiswa Universitas Andalas periode 1997-1998. Ketika itu Husni Kamil Manik yang menimba ilmu di Fakultas Pertanian angkatan 1994 dipercaya sebagai sekretaris jenderal dan Harry Effendi Iskandar dari Fakultas Sastra angkatan 1995 bertindak sebagai wakil sekretaris jenderal.

Seiring perjalanan waktu, reformasi pun bergulir. Perisitiwa bersejarah ini mengantarkan perubahan pada tatanan pemerintahan dan politik di Indonesia. Perubahan drastis juga terjadi di lingkungan kampus. Organisasi eksekutif yang dulunya bernama senat mahasiswa, berganti nama menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Di Kampus Unand, dalam sebuah pemilihan yang demokratis, Husni Kamil Manik terpilih menjadi presiden BEM Unand yang pertama. Harry pun ikut mendampingi dalam struktur kepengurusan sebagai sekretaris jenderal.

“Menariknya, ketika itu belum ada legalitas soal organisasi mahasiswa di tingkat kampus. Karena saat itu masa peralihan reformasi, banyak perubahan terjadi tapi belum ada payung hukum. Rektor belum berani mengeluarkan surat karena kementerian juga masih dalam pergolakan birokrasi,” papar Harry.

Menurut dia, meskipun ketika itu belum ada pengakuan secara de jure, namun pihak rektorat secara de facto mengakui dan mendukung setiap kegiatan yang dilakukan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan BEM masa itu, selalui dihadiri pejabat rektorat. Tidak hanya dalam bentuk kehadiran, dukungan pihak Kampus Unand yang ketika itu dipimpin Rektor Prof Marlis Rahman, mengalir dalam bentuk fasilitas kampus dan anggaran kegiatan.   

“Beberapa kegiatan yang kami laksanakan seperti debat calon pemimpin, dialog parpol dan pembentukan jarungan pemantau pemilu,” kata Harry.

Belakangan melalui kegiatan BEM, Husni Kamil Manik, kata Harry, juga aktif dalam pembentukan Aliansi Pemantau Pemilu Independen yang kemudian dikenal dengan singkatan APPI Sumbar.

“Selama berkegiatan di kampus sampai menjadi komisioner KPU, almarhum dikenal dengan perencanaan yang baik dan mampu meyakinkan pihak-pihak terkait untuk mendukung rencana tersebut. Sehingga kegiatan yang kami laksanakan bisa berjalan sukses,” jelas Harry yang akrab disapa dengan Ajo Piaman.

Terbuka dengan Informasi

Kisah lain tentang sosok Husni Kamil Manik diungkapkan Staf Ahli Komunikasi KPU RI, Gebril Daulay. Menurut Gebril, Husni dikenal sebagai salah satu pimpinan lembaga yang peduli dengan keterbukaan informasi.

“Setiap kegiatan dan program yang disusun KPU selalu harus terpublikasi dengan baik. Melalui media massa atau website milik KPU. Ini agar masyarakat mengetahui apa saja yang dilakukan KPU,” kata Gebril.

Kepedulian Husni pada keterbukaan informasi, kata dia, tak lepas dari perjalanan karir Husni yang dimulai sebagai komisioner KPU Sumbar divisi sosialisasi. Selain itu Husni juga aktif di grup-grup media sosial dengan menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan tentang kepemiluan.

“Kami berharap almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah. Banyak kenangan dan tauladan bagi kami yang ditinggalkan,” papar Gebril Daulay yang mengenal Husni sejak menjadi wartawan Harian Padang Ekspres di Padang, Sumatera Barat.

Kompas TV Ketua KPU Husni Kamil Manik Meninggal Dunia

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com