Meski dalam keterbatasan ekonomi, Sus tidak lantas melupakan pendidikan anak-anak mereka. Ia justru mendorong agar kedua anaknya tetap bersekolah dan memiliki cita-cita untuk terus diperjuangkan hingga tercapai.
Berkat dorongan semangat yang selalu diberikannya, putra pertamanya Muhammad Wiskha Al Hafiidh Suskalanggeng menjadi anak yang rajin dan berprestasi di sekolah.
Sejak SD, SMP, hingga SMA, Wiskha selalu juara kelas. Ia pernah meraih juara dua Olimpiade Fisika Paket Hari Ilmiah se Jawa Bali pada 2015.
Wiskha lulus SMA dengan predikat nilai tertinggi se-Kabupaten Sleman dan keempat di tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Begitu lulus SMA, pemuda itu berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran UGM.
Ibunya, Dwi Asih, mengatakan bahwa Wiskha sempat merasa ragu bisa masuk ke jurusan yang didambakannya itu. Sebab, peminat fakultas itu sangat banyak.
Lagi pula, Wiskha sempat gagal masuk pendidikan dokter UGM lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Saya terus yakinkan pasti bisa, asal mau berusaha belajar dengan lebih giat," kata Dwi.
Tuhan menyertai perjuangan Wiskha, ia pun diterima melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Dwi berharap putranya kelak memiliki masa depan yang baik dan dengan ilmunya dapat membantu mengobati adiknya.
"Semoga kelak dapat merawat adiknya yang selama ini sakit dengan ilmu yang ia dapatkan," kata dia.
Wiskah mengatakan, kegagalannya melewati SNMPTN melecut semangatnya untuk tidak menyerah. Ia belajar lebih giat mempersiapkan diri mengikuti SBMPTN.
"Demi cita-cita, saya belajar lebih dari biasanya. Akhirnya diterima. Alhamdulilah, bisa masuk pendidikan kedokteran UGM," ujarnya.