Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skilot atau Selancar di Lumpur, Tradisi Tahunan Saat Lebaran Ketupat

Kompas.com - 13/07/2016, 13:54 WIB
Andi Hartik

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Warga di Desa Tambaklekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur memiliki cara tersendiri untuk memperingati Lebaran ketupat, yakni dengan menggelar lomba skilot.

Lomba tersebut merupakan perayaan tahunan. Para peserta beradu cepat dengan berselancar di atas lumpur. Skilot sendiri berasal dari dua kata. Sky, bahasa Inggris yang berarti selancar dan cellot, bahasa Madura yang berarti lumpur.

Dengan begitu, skilot berarti berselancar di atas lumpur. Caranya, salah satu kaki ditekuk diatas papan selancar. Sedangkan kaki yang lainnya mengayuh.

"Permainan skilot ini harus kita lestarikan sebagai warisan dari leluhur kita," kata Kepala Desa Tambaklekok Sudartohir Akbar, Rabu (13/7/2016).

Ia juga berharap, tradisi yang sudah turun temurun itu supaya tetap dilestarikan. Terutama oleh para generasi di desa tersebut.

"Dan saya mohon kepada anak cucu kita mari kita lestatikan permainan leluhur kita, yaitu skilot. Jangan sampai hanya tinggal nama," ungkapnya.

Asisten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi Kabupaten Pasuruan Abdul Munif yang turut hadir menyaksikan tradisi skilot itu mengatakan, tradisi skilot tersebut sudah menjadi daya tarik wisata. Pihaknya juga meminta kepada warga untuk terus melestarikan tradisi tersebut.

"Budaya ini wajib dilestarikan," ucapnya.

Sementara itu, animo warga terhadap tradisi skilot cukup tinggi. Tidak hanya menjadi ajang untuk adu ketangguhan, melainkan juga menjadi tontonan yang menarik. Ratusan warga tampak memadati lokasi perlombaan tersebut.

"Ini tradisi lomba, Pak. Sudah dari nenek moyang dulu," kata Abdul Wahid, salah satu peserta lomba skilot.

Dia mengaku selalu mengikuti lomba tersebut setiap tahun. Bahkan di jauh hari, dia sudah bersiap untuk beradu cepat berselancar diatas lumpur.

"Persiapan banyak Pak. Latihan fisik, jamu dan pijet," ungkapnya.

Tradisi berselancar di atas lumpur tidak serta merta ada. Mulanya, tradisi itu diawali dengan kebiasaan warga yang mencari kerang di pesisir pantai. Untuk mempermudah perjalanan, warga menggunakan papan selancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com