Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangan Lokal untuk Mengurangi Gizi Buruk

Kompas.com - 18/06/2016, 03:51 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

MAUMERE, KOMPAS.com - Tingginya angka balita penderita gizi buruk, membuat sejumlah orang tua di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai berkreasi dengan melakukan pengolahan pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi.

Oktavia Seni, warga Detubinga, Kecamatan Tanah Wawo, Kabupaten Sikka, misalnya, bersama ibu rumah tangga lainnya, dengan dibantu Plan International Indonesia Program Unit Sikka, mengolah makanan lokal menjadi sate daun ubi, dadar singkong perkedel, jantung pisang, urap daun ubi, botok lamtoro, dan labu kuning.

“Makanan lokal ini kami buat jadi lebih enak sehingga anak-anak pun jadi suka makan. Dampaknya pun sangat luar biasa karena selain sehat, juga memiliki nilai gizi yang tinggi, karena itu berat badan anak saya naik menjadi 200 sampai 300 gram," ujar Oktavia saat menghadiri acara penutupan proyek aksi masyarakat untuk meningkatkan gizi ibu dan anak, yang diselenggarakan Plan Internasional Indonesia di Maumere, Jumat (17/6/2016).

Dia berharap program dan proyek dari Plan tersebut bisa terus berlanjut sehingga anak-anak di Kabupaten Sikka bisa keluar dari masalah gizi buruk.

Sementara itu dalam kegiatan tersebut, Country Director Plan International Indonesia, Myrna Remata-Evora, mengatakan, untuk menjaga dan mempertahankan kualitas gizi dan kesehatan ibu dan bayi merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat.

“Masyarakat harus melanjutkan praktik-praktik baik yang telah dilakukan dalam proyek aksi masyarakat untuk meningkatkan gizi ibu dan anak (Community Action to Improve Maternal and Child Nutrition- CAIMCN). Penurunan angka kurang gizi pada anak usia dini di desa-desa dampingan Plan International Indonesia program unit Sikka, khususnya yang mengimplementasikan proyek CAIMCN, menunjukan bahwa partisipasi seluruh masyrakat sangat dibutuhkan dalam menjaga kualitas gizi dan kesehatan ibu dan anak,” paparnya.

Proyek tersebut berkontribusi pada upaya penurunan angka kurang gizi balita melalui praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA).

Hal yang menarik bahwa bahan lokal, apabila diolah secara baik dan benar akan membantu meningkatkan gizi anak. Aktivitas proyek ini tidak hanya diikuti oleh para ibu tetapi juga para pengasuh lain dan berhasil mengajak seluruh masyarakat termasuk para bapak melalui kelompok bapak pendukung kelompok Ibu.

Sebagai organisasi hak anak dan kemanusiaan independen yang berkomitmen agar anak hidup terbebas dari kemiskinan, kekerasan dan ketidakadilan, Plan International Indonesia aktif bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat dalam upaya-upaya peningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Apalagi kata dia, hal ini menjadi agenda global, sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Myrna menjelaskan, selama empat tahun berjalan (sejak Juni 2012 sampai Juni 2016), proyek CAIMCN di Kabupaten Sikka telah menghasilkan 262 kader posyandu terlatih yang tersebar di 15 desa di tiga kecamatan (Kecamatan Magepanda, Mego, dan Tanawawo). Di samping Kader posyandu terlatih, terdapat 61 Remaja yang terlatih menjadi Motivator PMBA.

Sementara itu, Project Manager CAIMCN Plan International Indonesia, Marzalena Zaini menjelaskan, melalui proyek tersebut, Plan International Indonesia dan Dinas Kesehatan bekerjasama mendorong praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD), bagi setiap ibu yang baru melahirkan, dan pemberian ASI eksklusif untuk bayi berusia 0 sampai 6 bulan dan meneruskan ASI dengan mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang baik dan benar sampai mereka berumur dua tahun atau lebih.

Di samping itu, melalui kelompok pendukung ibu yang diikuti oleh ibu hamil dan ibu menyusui, ibu hamil didorong untuk melakukan minimal empat kali kunjungan ke sarana kesehatan dan ibu yang baru melahirkan melakukan kunjungan post natal selama 48 jam sesudah melahirkan.

“Hasilnya, dari tahun 2012 sampai 2016, angka gizi buruk anak usia 0 – 5 tahun turun hingga 9,02 persen,” katanya.

Dia menjelaskan, proyek CAIMCN juga berupaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan remaja, serta pasangan muda. Dengan mengunakan modul gerakan masyarakat untuk kesehatan remaja dan pasangan muda kita (Gerak Serempak), kelompok remaja dan pasangan muda dilatih mengakses pelayanan kesehatan dan pusat informasi yang ramah remaja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com