Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Annisa Bisa Melahirkan 2 Bayi dalam 2 Bulan?

Kompas.com - 16/06/2016, 08:54 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Annisa (25), ibu rumah tangga menghebohkan publik Polewali Mandar, Sulawesi Barat, karena melahirkan dua bayi dalam rentang waktu dua bulan.

Pedagang kue ini melahirkan bayi pertamanya bertepatan pada peristiwa gerhana matahari total 9 Maret lalu. Berselang hampir dua bulan kemudian, Annisa mengeluh sakit perut dan teryata kembali melahirkan bayi keduanya pada 7 Mei lalu.

Baca juga: Dalam 2 Bulan, Annisa Dua Kali Lahirkan Anak dan Kini Jadi Orangtua Tunggal

Dokter ahli kandungan menduga Annisa memiliki kembar dua sel telur dan sel sperma dalam satu rahim hingga perempuan ini bisa melahirkan dua bayi kembar dalam interval waktu yang cukup lama.

Annisa melahirkan bayi pertama di Puskesmas Tinambung, Polewali Mandar, pada 9 Maret lalu atau bertepatan dengan gerhana matahari total. Anak kedua ini diberi nama Dava Putra Gerhana.

Beberapa hari setelah melahirkan, Annisa yang berprofesi sebagai pedagang kue ini kembali menjalani aktifitasnya sehari-hari, seperti mencuci dan berjualan kue.

Annisa sendiri tak pernah menyangka bahwa di dalam rahimnya masih ada jabang bayi yang akan lahir. Pada 7 Mei, Annisa tiba-tiba mengeluh sakit perut, ternyata ia kembali melahirkan bayi kedua yang diberi nama Devi Putri Inayah.

Annisa tak sempat dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas saat melahirkan Devi. Dia hanya ditangani seorang dukun melahirkan.

Kembar dua sel telur

Dr Zulfatma, ahli kandungan RSUD Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menjelaskan, kemungkinan Annisa mengalami kembar dua sel telur dan dua sel sperma dalam satu rahim, sehingga terbentuk dua janin dengan dua selaput ketuban.

Kelahiran anak pertama Annisa, menurut dr Dulfatma, terjadi setelah ketuban pertama pecah, sementara ketuban kedua masih utuh. Hanya saja, petugas yang menolong persalinan Annisa tidak bisa mendeteksi masih adanya janin lain di rahim sang ibu. Akibatnya Annisa baru melahirkan sekitar dua bulan kemudian setelah melahirkan bayi pertamanya.

Soal sang ibu tidak merasakan adanya kehamilan setelah melahirkan bayi pertamanya, dr Zulfatma mengatakan ini hanya menyangkut soal psikologi seorang ibu hamil. Annisa kemungkinan tidak tahu dan tidak mengharapkan adanya kelahiran berikutnya hingga tidak merasakan ada kehamilan.

Menurut dr Zulfatma, meski jarang terjadi, namun kelahiran kembar dalam rentang waktu tertentu bukanlah kasus baru dalam dunia kedokteran.

“Ini bukan kasus baru dalam dunia kedokteran. Kemungkinan Annisa mengalami kembar dua sel telur dan dua sel sperma dalam satu rahim, sehingga terbentuk dua janin dengan dua selaput ketuban. Kelahiran anak pertama Annisa terjadi setelah ketuban pertama pecah, sementara ketuban kedua masih utuh. Meski kasus ini jarang tapi ini bukan hal baru,” ujar Dr Zulfatma.

Annisa, yang menumpang di rumah keluargnya di Desa Karama, Kecamatan Tinambung, sejak diceraikan suaminya, bertekad akan membesarkan anaknya meski berpendapatan tak menentu.

“Saya senang dan Insya Allah saya berusaha untuk merawat hinga tumbuh dewasa meski ia hidup di tengah keluarga yang tidak lengkap,” ujar Annisa saat ditemui di rumahnya, Rabu (15/6/2016) kemarin.

Meski dokter menganjurkan Annisa agar beristirahat setelah melahirkan, namun karena alasan tak ada yang mencari nafkah untuk anak-anaknya, Annisa terpaksa sudah harus banting tulang bekerja mengurus dapur hingga berjualan kue.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com