Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Kulonprogo: Lebih Baik Makan Lele daripada Daging Impor

Kompas.com - 15/06/2016, 17:18 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, pola pikir masyarakat harus diubah dari daging sapi ke ikan. Hal ini untuk memutuskan ketergantungan dari impor daging yang selama ini kerap terjadi.

“Lebih baik makan lele daripada daging impor,” ujar Hasto dalam Media Briefing PrepCom3 di Bandung, Rabu (15/6/2016).

Menurut dia, ikan memiliki kandungan gizi yang luar biasa besar, seperti omega tiga. “Misalnya, jangan makan bakso sapi, tapi makanlah bakso ikan,” ucapnya.

Hal itulah yang dilakukan Jepang. Negeri Sakura tersebut tidak pernah terpengaruh inflasi dari harga daging karena habitatnya pada ikan sudah terbentuk. Cara ini pun bisa memutus ketergantungan pada satu produk dan kembali pada produk berbasis lokal yang ada di sekitar.

Hasto mengungkapkan, memutus ketergantungan pada produk impor ini pun menjadi bagian dari kemandiri ekonomi lokal. Seperti yang dilakukan di Kulonprogo.

“Kalau hari ini disuruh bikin HP bisa enggak? Bikin komputer bisa enggak? Kalau kita enggak bisa bikin, bikin yang bisa saja. Itu yang kami lakukan. Kami membuat air putih,” tuturnya.

Dia mengaku miris, karena banyak orang Indonesia untuk minum air mineral pun produk asing. Padahal airnya berasal dari Indonesia itu sendiri.

Hal tersebut pulalah yang membuatnya semangat untuk membuat air kemasan dengan label Airku, kepanjangan dari Air Kulonprogo, hasil kerjasama dengan masyarakat di pedesaan.

“Air kulonprogo adalah air kemandirian, dan kita harus bangun kemandirian sendiri,” ucapnya.

Hasto melakukan hal yang sama dengan beras. Agar masyarakat kota tidak mengambil beras dari Vietnam, pihaknya mendidik Gapoktan agar menjual beras bukan gabah. Sedangkan Pemkab Kulonprogo menciptakan pasar.

“PNS di Kulonprogo ada 8.000 orang, disuruh beli beras dari Kulonprogo. Kalau satu PNS membeli 10 kg per bulan, jumlahnya sudah berapa?” tuturnya.

Hal serupa dilakukan pada Bulog. Untuk raskin, pihaknya bekerjasama dengan Bulog memasukkan beras Kulonprogo sebanyak 7.700 ton, sehingga dana dari Bulog larinya ke petani Kulonprogo.

“Lumayan masuk ke petani. Kalau bisa dijembatani melalui sistem, maka masyarakat Kulonprogo tidak ada yang miskin,” tuturnya.

Selain air dan beras, hal serupa dilakukan pada gula merah organik, batik, dan beberapa produk UKM lainnya. Pemasaran dari produk-produk ini bisa ke perkotaan ataupun luar negeri melalui e-commerce. Seperti hewan kurban yang dijual ke Malaysia dan Singapura.

Di Singapura, tidak boleh menyembelih hewan. Kulonprogo melihat ini kesempatan. Karenanya sejak musim kurban tahun lalu, melalui e-commerce ia memasarkan hewan kurban ke Singapura dan Malaysia.

Hasto menjelaskan, urban-rural linkages penting dengan mengedepankan pembangunan berbasis dan berbalut ideologi. Banyak yang bisa dimanfaatkan dari desa, barang-barang perdagangan, kultur, nilai seni dan budaya serta sumber makanan dan air bisa dimanfaatkan dengan baik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com