Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Sambil Pegangi Bekantan Terkulai, Enam Pemuda Dikejar

Kompas.com - 10/06/2016, 06:57 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com — Perlakuan tidak pantas terhadap satwa liar dilindungi masih kerap terjadi. Ironisnya, para pelaku tanpa sungkan mengunggah foto bersama binatang itu ke media sosial.

Kali ini, sejumlah foto kembali meramaikan ranah media sosial, khususnya di Kalimantan Barat. Seekor bekantan (Nasalis larvatus) terkulai tak berdaya di tangan para pemuda.

Dengan bangga, mereka berfoto bersama primata berhidung panjang endemik Pulau Kalimantan itu. Foto itu diunggah oleh akun Facebook milik salah satu pelaku pada Senin (6/6/2016).

Foto-foto yang diunggah itu menuai kecaman keras dari para netizen. Kini, foto tersebut telah dihapus dari akun pelaku.

Menyikapi beredarnya foto tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat tak tinggal diam.

Kepala BKSDA Kalbar Sustyo Iriono memerintahkan petugas dari Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Singkawang untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

Tim dari SKW III Singkawang bersama Satuan Reserse Kriminal dan Intek Kepolisian Sektor Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, kemudian melakukan investigasi.

Hasilnya, tim gabungan berhasil mengidentifikasi identitas enam orang dalam foto tersebut.

Mereka masing-masing adalah Adm, pemilik akun Facebook dengan foto tersebut. Pelaku lain berinisial Apr, Ato, Inal, Intat, dan Bayong. Mereka berenam merupakan warga Dusun Semantir, Desa Mekar Sekuntum, Kecamatan Teluk Keramat (bukan Kecamatan Galing seperti disebutkan sebelumnya, red), Kabupaten Sambas.

Petugas BKSDA tidak berhasil menemukan pelaku meski identitas mereka telah diketahui.

Hasil investigasi dan keterangan dari keluarga mereka menyebutkan bahwa mereka berenam sudah lebih dari lima bulan bekerja di salah satu perusahaan kayu di Kalimantan Timur.

Proses penyelidikan pun terkendala karena keluarga pelaku juga tidak mengetahui nama perusahaan tempat mereka bekerja.

"Pihak keluarga menduga bahwa kemungkinan besar lokasi kejadian di dalam foto itu berada di tempat mereka bekerja saat ini, yaitu di salah satu areal perusahaan perkayuan (sawmill) yang ada di Kalimantan Timur," kata Sustyo kepada Kompas.com, Kamis (9/6/2016) malam.

Penyelidikan tak berhenti sampai di situ. Polisi menyatakan kesiapan dan akan memberi perhatian lebih terkait kasus ini, termasuk menelusuri penyalur tenaga kerja yang membawa mereka.

"Pihak kepolisian akan selalu berkoordinasi dengan BKSDA untuk proses selanjutnya jika masing-masing pelaku ini bisa diamankan," kata Sustyo.

BKSDA Kalbar juga akan melibatkan mitra jaringan dari lembaga swadaya masyarakat dan Aliansi Jurnalis Konservasi untuk mengawal kasus ini, juga berkoordinasi dengan BKSDA dan Balai Pengegakan Hukum di wilayah Kaltim karena pelaku diduga bekerja di salah satu perusahaan perkayuan di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com