Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Yn Kini Belajar Menanam Sayur di Bukit Kaba

Kompas.com - 07/06/2016, 22:21 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Pasca-kematian Yn (14), seorang siswi SMP di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu akibat diperkosa oleh 14 remaja mabuk, perlahan luka hati kedua orangtua korban mulai terobati.

Dukungan dari banyak pihak seperti aktivis perempuan, kepolisian, pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat luas membuat kedua orangtua Yn mulai tegar menerima kenyataan pahit tersebut.

Saat ditemui Kompas.com di Sekolah Polisi Negara (SPN), Bukit Kaba, orangtua dan saudara Yn tampak mulai bisa tertawa dan tersenyum, meski sesekali raut duka masih tersisa.

"Iya, sekarang kami tinggal di SPN, kami dipinjami rumah dinas oleh Pak Polisi, rumah kami di kampung mau dijual. Kami disarankan pindah dari kampung, dan kami setuju untuk meninggalkan kampung," kata Ya, ibunda Yn, Selasa (7/6/2016).

Di SPN Bukit Kaba, selain dipinjamkan satu rumah dinas polisi, kedua orangtua Yn dipinjamkan satu hektar lahan subur untuk bertani sayuran. Kedua orangtua Yn didampingi juga oleh Kelompok Perempuan Harapan (KPH) Kabupaten Rejang Lebong mulai belajar bertani sayur.

"Selama ini kami petani kopi, kebun kopi saat ini diurus oleh ibu angkat, dan kami pindah ke kaki Gunung Kaba, belajar bertani sayur, saat ini kami menanam daun bawang, harganya mahal sekarang," ungkap Ya dengan mata berbinar.

Mardiana, pegiat dari PKH pendamping kedua orangtua Yn, menjelaskan, selama ini ia dan rekan-rekan dari PKH mendampingi kedua orangtua Yn untuk bertani.

"Mereka sudah kami anggap saudara dan anak kami, mereka belajar bertani sayur di kaki Gunung Kaba, kemudian rumah dan tanah juga mereka sudah rencana mau beli. Uangnya dari bantuan banyak pihak," kata Mardiana.

Bantuan mengalir

Mardiana juga mengisahkan ada banyak pihak yang membantu secara materi dan moral kepada kedua orangtua Yn. Belum lama ini ada bantuan sekitar Rp 39 juta dari siswa SD hingga SLTA Kota Bengkulu. Rencananya, uang itu akan dimanfaatkan untuk membeli rumah dan tanah.

Pemindahan rumah keluarga Yn, menurut Mardiana, patut dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, mengingat keluarga Yn tinggal bersama dengan 14 keluarga tersangka pemerkosa dan pembunuh Yn.

"Dipindahkan perlu untuk menghilangkan traumatik dan menghindari hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Kedua orangtua Yn menyatakan betah tinggal di tempat baru itu meski sementara.

"Kami betah tinggal di tempat baru, sambil belajar bertani sayur. Nanti uang sumbangan dari masyarakat akan kami belikan tanah dan rumah untuk tempat tinggal baru. Rumah di kampung tidak lagi kami tempati," ujar Ya.

Ia juga mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Yn dan keluarganya. Kakak Yn, yakni YY dalam waktu dekat akan diberangkatkan ke pesantren di Malang, Jawa Timur.

"Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia. Kami percaya Yn bahagia di surga sana," ucap Ya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com