Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 12 Daerah yang Masuk Zona Merah Terorisme

Kompas.com - 01/06/2016, 07:41 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menyebut ada 12 daerah dengan kategori zona merah tindakan terorisme.

Menurut Kepala Subdit Kewaspadaan BNPT RI, Andi Intan Dulung, hal tersebut diukur dari beberapa kasus terorisme di Indonesia, baik pelaku maupun korban, berasal dari provinsi ini.

Keduabelas daerah yang juga masuk zona merah yakni Jawa Tengah, Aceh, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, NTB, dan Bali.

"Kami beri perhatian khusus pada 12 daerah ini,” ujar Andi disela kegiatan Dialog Pelibatan Dai dalam Program Islam Damai untuk Mencegah Radikalisme dan Terorisme di Hotel Atria, Kota Magelang, Selasa (31/5/2016).

Menurut dia, regulasi penanganan terorisme di Indonesia dinilai masih lemah sehingga aksi tersebut makin berkembang. Pihaknya mengaku telah mengajukan amandemen UU terorisme ke DPR RI sejak setahun lalu.

"Tapi sampai sekarang masih diproses. Kami sangat mendesak agar UU terorisme diamandemen segera," ucapnya.

Dalam regulasi itu, sebut Andi, salah satu poin yang harus ada adalah pasal pencegahan. Misalnya, ada warga yang pergi ke daerah Timur Tengah dan diindikasi menganut paham radikalisme maka harus ada pemeriksaan.

"Selama ini tidak bisa (memeriksa), karena dianggap melanggar hak asasi manusia,” katanya.

Upaya lain, lanjut dia, adalah dengan penyelenggaran berbagau dialog bersama para dai dan ulama di daerah-daerah, bukan hanya di tingkat nasional atau provinsi, tapi sampai tingkat kabupaten dan kota.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, Najahan Musyafak, menambahkan beberapa kota di Jawa Tengah yang menjadi perhatian karena terindikasi penyebaran paham radikalisme antara lain Solo (zona merah), Banjarnegara dan Banyumas (zona kuning).

"Sementara di wilayah Kedu baru terdeteksi ada embrio yang bisa saja berkembang," sebut dia.

Oleh sabab itu, dialog para dai dan tokoh agama menjadi langkah penting untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme di masyarakat. Andi juga mengaku proaktif mendekati masyarakat dan menjaring informasi lalu menggelar diskusi yang selama ini didengar melalui media. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com