Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lansia yang Sakit-sakitan, Jual Rumah hingga Terdampar di Panti Jompo

Kompas.com - 31/05/2016, 14:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Malang benar nasib sepasang suami istri, Suwarno (74) dan Kartinah (71), keduanya warga Wonosobo, Jawa Tengah.

Pada masa tuanya, pasangan ini terpaksa harus meninggalkan kampung halamannya dan tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial (URS) Wening Wardoyo, Ungaran.

Suwarno dan Kartinah di kampung halamannnya di Wonosobo pada awalnya hidup berkecukupan. Namun menjelang masa senja, harta bendanya banyak dijual untuk biaya berobat Kartinah yang sakit stroke. Suwarno seorang diri merawat Kartinah, karena mereka tidak mempunyai keturunan.

"Mereka punya semacam anak angkat, tapi masih kecil dan sekarang jadi buruh bangunan di Jakarta," ungkap Haryati, staf seksi sosial di URS Wening Wardoyo, Senin (30/5/2016) siang.

Kehidupan pasutri tersebut kian hari kian mengenaskan, apalagi saat rumah yang merupakan harta satu-satunya yang tersisa terpaksa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya berobat Kartinah.

Sejak rumahnya dijual, mereka hidup berpindah-pindah menumpang di rumah saudara-saudaranya. Bahkan keduanya sempat berpisah lantaran keluarga yang menampungnya tidak mampu jika merawat dua orang sekaligus.

"Keluarganya tidak sanggup, akhirnya dibagi, yang kakung ikut adiknya, yang putri ikut keponakan. Kemudian ada yang melaporkan ke panti tentang keberadaan mereka," ujar Haryati.

Kedua lansia ini kemudian diserahkan ke URS Wening Wardoyo Ungraran, 25 Mei 2016 lalu. Sejak mendapatkan rehabilitasi dan fasilitas milik Dinas Sosial Pemprov Jawa Tengah ini, kondisi Kartinah mulai membaik.

"Kalau jalan bisa, dulu kalau ke belakang (toilet) agak kecer. Sekarang jauh lebih sehat daripada waktu pertama kali datang," imbuhnya.

Merawat lansia

Kisah tentang Suwarno dan Kartinah ini adalah sekelumit dari cerita kehidupan sekitar 100 lansia yang menghuni URS Wening Wardoyo, Ungaran.

Kasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo, Rudi Agus mengatakan, sebagian besar lansia yang ditampungnya karena telantar. Meski demikian, ada juga lansia yang dititipkan keluarga masing-masing, tetapi jarang dijenguk.

"Rata-rata saat diantar sih janjinya mau sering-sering dijenguk. Yang paling menyedihkan buat saya, saat ada lansia tutup usia. Kalau ada keluarganya, pasti kami kembalikan. Namun, bagi yang telantar, kami sudah siapkan lahan pemakaman di Ungaran," kata Rudi.

Menurut Rudi, jumlah lansia keseluruhan yang ditampungnya ada 100 orang, terdiri dari 30 laki-laki dan 70 perempuan. Jumlah itu sesuai dengan kapasitas wisma.

Mereka menempati 14 wisma, dua wisma di antaranya diperuntukan sebagai ruang perawatan lansia golongan total care yang jumlahnya saat ini ada 40 orang.

"Ada sekitar 40 lansia yang sudah tidak bisa apa-apa. Makan harus disuapi. Mandi harus dimandikan. Mohon maaf, buang air besar (BAB) juga harus menggunakan diapers," kata Rudi.

Ia menuturkan, pihaknya menyediakan lima tenaga pengasuh (pramurukti), bagi lansia golongan total care. Secara jumlah, satu pramurukti mengasuh delapan lansia golongan khusus itu.

"Secara kuantitas, jelas kekurangan tenaga. Namun, kami selalu yakin selama ada niat mengabdi, kendala apapun bisa kami atasi. Mereka sudah kami anggap seperti orangtua kami sendiri," ucapnya.

Merawat para lansia bukanlah pekerjaan mudah, sebab di usia yang senja ini mereka sebagian besar sudah mengalami demensia atau pikun. Petugas dengan sabar harus selalu mengajarkan mereka tentang kedisiplinan, ketertiban dan kesehatan setiap saat.

"Seperti merawat anak kecil, terlebih mereka ini juga sangat perasa sekali. Misalnya dikasih sesuatu ya harus semuanya. Berbeda bungkusnya saja kadang timbul perselisihan," ujar Rudi.

Kegiatan para lansia sehari-harinya, tambah Rudi, biasanya diisi dengan siraman rohani dan pelatihan kerajinan tangan. Hasil kerajinan lansia pun dipamerkan pengelola panti di aula.

"Ada shalat jamaah lima waktu di mushala. Seminggu tiga kali juga ada bimbingan rohani. Kalau Ramadhan ini kita juga ada shalat tarawih," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com