Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun Gempa Yogya, Selama 3 Bulan Dentuman Keras Terus Terdengar...

Kompas.com - 27/05/2016, 11:46 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

BANTUL, KOMPAS.com — Masih melekat dalam ingatan Sayudi, Kepala Dukuh Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul, peristiwa gempa bumi 2006 yang telah memorak-porandakan bangunan rumah di wilayahnya.

Ia pun masih teringat, pasca-gempa tersebut, selama tiga bulan warga mendengar suara dentuman cukup keras berulang kali.

"Gempa itu kan Sabtu pagi, saat kejadian saya ada di rumah. Saya saat itu masih tidur," ujar Sayudi Kepala Dukuh Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul, saat ditemui Kompas.com, Kamis (11/5/2016).

Hardono menyampaikan, akibat guncangan gempa, semua rumah warga di Potrobayan yang lokasinya berdekatan dengan Sungai Opak ini rata dengan tanah. Hanya ada dua rumah yang masih berdiri, tetapi tetap tidak bisa ditinggali karena rusak.

"Ada beberapa kali gempa susulan di hari itu. Ya lumayan besar," ucapnya.

Setelah gempa itu, lanjutnya, malam harinya warga dikagetkan dengan adanya bunyi dentuman yang cukup keras. Bunyi dentuman itu terdengar berulang kali.

"Keras suaranya, kalau di sini arah suaranya dari Sungai Opak. Tepat di lokasi yang diteliti oleh Geologi UPN dan yang kemarin dikunjungi saat tapak tilas," kata dia.

Menurut dia, bunyi dentuman terjadi setiap sekitar 10 menit sekali dan terdengar hingga jauh. Bahkan sering kali bunyi dentuman disertai dengan guncangan gempa meski tidak besar.

"Sampai dua tiga bulan masih terdengar suara dentumannya, tetapi lambat laun suaranya semakin melemah," sebutnya.

Selain bunyi dentuman, pasca-gempa bumi, sumur warga di wilayah Potrobayan kering. Hanya ada dua yang masih ada airnya meski tidak banyak.

"Ya itu aneh, setelah gempa, sumur kering tidak ada airnya. Padahal, sebelumnya air melimpah," urainya.

Sementara itu, Kepala Program Studi Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Dr Ir C Prasetyadi, MSc menyampaikan bahwa suara itu sebenarnya prinsip ilmu Fisika biasa.

"Menurut saya, suara itu karena ada sesuatu yang sifatnya kosong di dalam," ujarnya.

Besar kemungkinan, batuan di dalam tanah berongga seperti batuan gamping. Akibat pergeseran lempeng itu, batuan yang kosong kemudian terisi atau runtuh sehingga menciptakan bunyi seperti dentuman.

"Kalau batu gamping kan banyak gua-gua, bisa saja ada batu gamping yang berongga dan ada sesuatu yang runtuh mengisi rongga itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com