Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Nunukan Harus "Nombok" untuk Cairkan Dana Kartu Indonesia Pintar

Kompas.com - 12/05/2016, 07:09 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Ribuan siswa SD dan SMP penerima Kartu Indonesia Pintar KIP di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, kesulitan mencairkan dana pendidikan dari pemerintah.

Mahalnya biaya menuju ke kota kabupaten menjadi salah satu kendala orangtua siswa enggan mendampingi siswa penerima KIP mencarikan uang mereka.

Di Kecamatan Lumbis Ogong, orangtua siswa harus mencarter perahu ketinting untuk menuju kota kabupaten karena moda transportasi satu-satunya adalah melalui sungai.

"Dapat Rp 5 juta, dapat Rp 10 juta yang (di Kecamatan Tao Lumbis. Tadi carter (perahu) saja sudah Rp 7 juta untuk turun ke Lumbis, belum ke Nunukan. Di Nunukan tidak satu-dua hari," ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan Sapto Hari Samporna, Rabu (11/05/2016).

Para siswa penerima KIP di wilayah terpencil harus menuju kota kabupaten karena bank yang ditunjuk sebagai tempat pencairan dana pendidikan KIP hanya ada di kota kabupaten dan beberapa kecamatan.

Karena minimnya sumber daya manusia dan terbatasnya uang di bank tempat pencairan dana pendidikan, para siswa di Kecamatan Sebatik Barat dibatasi hanya 10 orang yang bisa mengambil KIP dalam satu hari.

"Dibatasi 10 siswa karena di sini cuma kantor pembantu uangnya terbatas dan petugasnya juga terbatas," ujar salah satu guru SD di Sebatik Muzaini.

Jumlah siswa SD dan SMP yang menerima dana pendidikan KIP di Kabupaten Nunukan tercatat sebanyak 7.352 siswa. Hingga bulan Mei, 40 persen siswa belum mencairkan dana pendidikan KIP.

Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan telah menyampaikan kesulitan para siswa di wilayah perbatasan untuk pencairan dana KIP. Mereka berharap pemerintah memberikan pengecualian kepada siswa di wilayah perbatasan terkait syarat pencairan secara kolektif. Selama ini persyaratan pencairan secara kolektif dirasakan berbelit.

"Kesulitannya yang SD harus mengambil sendiri untuk buka rekening. Pastinya harus didampingi orangtua, ongkosnya jadi dua kali. Sementara kalau kolektif dititip guru, ongkos carternya kan sudah mahal. Orangtua siswa akhirnya pasrah, bahkan sampai ada ucapan, 'Makanlah itu KIP'," ujar Sapto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com