Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Yn dan Kawasan "Texas" di Bengkulu

Kompas.com - 10/05/2016, 05:50 WIB
Firmansyah

Penulis

Kompas TV Pemerkosa Harus Dihukum Seberat-beratnya - Bag. 2

Pada tahun 2012 konflik juga meletus di kawasan Binduriang, saat itu polisi mengejar pelaku pencurian kendaraan bermotor, warga merasa marah karena polisi melakukan sweeping ke rumah.

Terjadi bentrok antara polisi dan masyarakat, satu orang warga tewas dan beberapa mobil dibakar massa, termasuk truk Dalmas milik polisi.

Seringnya aksi kriminal dan begal berdampak pula pada para guru, pada 11 Februrari 2014, sebanyak 420 orang guru yang berdomisili di luar Kecamatan Binduriang, namun mengajar di daerah itu, melakukan mogok belajar sejak Selasa (4/2/2014) akibat trauma karena salah seorang rekan mereka dirampok saat hendak bertugas mengajar.

Guru melakukan mogok mengajar di sekolah-sekolah di Kecamatan Binduriang karena tidak adanya jaminan kemanan untuk para guru yang bertugas di wilayah itu.

Ketua Ikatan Pemuda Lembak Bersatu (IPLB), Arman Suri menyatakan, aksi perampokan yang kerap terjadi di wilayah itu akibat ulah orang luar daerah sehingga mengakibatkan nama Binduriang menjadi tercemar dalam wawancara via telpon saat itu. (baca: Rusuh di Bengkulu, Warga Bantah Bela Rampok)

Sementara itu, Kapolres Rejang Lebong, AKBP. Dirmanto, membantah jika daerahnya memiliki angka kriminalitas dan rawan. "Enggak benar itu, itu isu saja, daerah ini belum seberapa rawan dibandingkan dengan wilayah lain seperti di Pulau Jawa, enggak benar itu, yang ngomong siapa," sebut Kapolres saat diwawancarai belum lama ini.

Aksi kriminal, perampokan dan narkoba hingga kini masih menghantui kawasan Kecamatan Binduriang, para pengguna jalan harus waspada tingkat tinggi jika harus melalui kawasan ini.

Sopir Travel mangsa empuk

Sementara itu beberapa kasus begal motor, atau rampok mobil kerap terjadi di wilayah itu, mangsa empuk kawanan begal yakni supir travel dan mereka yang mengendarai motor secara sendirian.

Salah seorang supir travel yang kerap melintas di wilayah itu DL (35) menyebutkan, beberapa rekannya sering menjadi mangsa begal tersebut, pelaku menggunakan senjata api rakitan atau senjata tajam.

Untuk itu, saat melintas di kawasan itu diperlukan siasat agar tidak "diganggu" oleh begal.

"Itu biasanya, kalau lewat sana kaca mobil harus dibuka, atau helm dilepas, seolah warga sana, namun metode ini belum tentu juga berlaku," jelas DL.

Masyarakat berharap, pemerintah dapat melakukan tindakan tepat terhadap kawasan rawan kriminal ini, penegakkan hukum dan pemerataan pembangunan juga meski dilakukan dan menyentuh daerah itu.

"Selama ini, pembangunan relatif tidak menyentuh kehidupan warga setempat terutama di desa pedalaman, keadilan pembangunan juga harus diberikan pada warga di sana," sebut DL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com