Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Telat Ujian Nasional, Puluhan Siswa Menginap di Sekolah

Kompas.com - 09/05/2016, 14:02 WIB
Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Puluhan siswa MTsN Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), memilih menginap di sekolah karena takut terlambat mengikuti ujian nasional (UN).

Junaidi adalah satu dari puluhan siswa yang ikut menginap di sekolah. Demi mengikuti UN hari pertama yang dilaksanakan hari ini, ia dan kawan-kawannya menginap di sekolah sejak Minggu (8/5/2016) sore.

"Menginap di sekolah supaya tidak terlambat ujian," kata Junaidi, Senin (9/5/2016).

Selain membawa buku dan peralatan ujian, mereka juga membawa perlengkapan tidur, alat shalat, tikar dan baju ganti. Untuk makanan, orangtualah yang akan mengantarkan ke sekolah setiap harinya.

Warga Dusun Medain, Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, ini menginap karena medan yang dilalui saat berangkat sekolah cukup berat. Selain itu, jarak yang dia tempuh ke sekolah cukup jauh.

Jika menyeberang sungai, mereka membutuhkan waktu 30 menit dengan berjalan kaki. Namun mereka harus melawan derasnya arus Sungai Babak karena di sana belum ada jembatan.

Belum lagi saat musim hujan tiba, arus sungai akan semakin deras dan tebing yang biasa mereka lewati akan longsor terkena air hujan.

"Banyak kesulitannya, kita harus turun jurang, naik jurang, nyeberang kali sampai harus melepas sepatu," kata Junaidi.

Sementara itu, jika melewati jalur biasa, jaraknya sekitar 10 km dari dusun tempat mereka tinggal. Mereka harus memutar melewati jalan umum yang jaraknya lebih jauh daripada menyeberangi sungai.

Kepala MTsN Kediri, Hermansyah mengatakan, sebanyak 99 siswa dan siswi yang mengikuti ujian diinapkan di sekolah. Dari 99 siswa tersebut, sekitar 30 lebih siswa berasal dari Dusun Medain yang setiap hari harus menyeberangi Sungai Babak.

"Mereka menginap di sini selama empat hari empat malam. Tujuannya diasramakan di sekolah ini untuk memudahkan anak-anak mengikuti ujian nasional," kata Hermasyah.

Ia khawatir jika air Sungai Babak naik, anak-anak yang berada di seberang sungai tidak bisa menyeberang ke sekolah. Selain itu, agar memudahkan sekolah dalam mengontrol belajar anak-anak selama ujian berlangsung.

"Kita berharap Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk membangunkan kita jembatan agar memudahkan akses anak-anak ini untuk bersekolah di MTsN Kediri. Karena sebagian besar sumber murid kita berasal dari sana," kata Hermansyah.

Dia menambahkan, selama empat hari diinapkan di sekolah, para peserta ujian akan mendapatkan bimbingan belajar tambahan, ceramah keagamaan, shalat berjamaah dan shalat malam.

Sekolah berharap, pelaksanaan UN tahun ini bisa berlangsung dengan jujur karena kelulusan ditetapkan oleh masing-masing sekolah, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com