MEDAN, KOMPAS.com - Sekitar 1.800 ton ikan nila mati di keramba jaring apung petani di Bandar Saribu, Haranggaol, Simalungun, Sumatera Utara. Penyebab matinya ribuan ton ikan tersebut dipastikan akibat kekurangan oksigen
Kadis Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara (Sumut) Zonny Waldi di Medan, Minggu (8/5/2016), mengatakan, hasil pengecekan di lapangan tidak menemukan adanya bakteri atau virus yang menyerang ikan itu.
"Tidak ada luka-luka pada bangkai tubuh maupun kulit ikan yang sudah mati itu. Jadi penyebabnya adalah kekurangan oksigen," katanya usai memantau dan bertemu dengan para petani ikan keramba jaring apung (KJA) itu.
Pertemuan dengan petani ikan KJA di Haranggaol itu dilakukan bersama Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba, Anggota Komisi III DPR RI Junimart Girsang dan Marsiaman Saragih..
Dia menjelaskan, sesuai standar, idealnya KJA berisi ikan sekitar 5.000 ekor. Tetapi, faktanya keramba di Bandar Saribu itu diisi tiga kali lipat atau mencapai 15.000 ekor dan letak keramba juga tidak tertata bahkan sangat rapat.
"Akibatnya terjadi kelebihan kapasitas sehingga kekurangan oksigen," katanya.
Hasil pengecekan, kadar oksigen di perairan Bandar Saribu hanya 1,56 DO di mana dengan sebesar itu tidak ada mahluk bisa untuk bertahan hidup.
Untuk itu, kata Zonny, tata kelola KJA itu harus diatur kembali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.