Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bidan Kontrak di Pulau Batuwingkung yang Talangi Obat Pasien

Kompas.com - 05/05/2016, 08:37 WIB

Tim Redaksi

Kompas TV Bidan Tuntut "Pengen" Diangkat PNS

Tujuannya adalah mengatasi keterbatasan tenaga medis di daerah-daerah tersebut.

"Di sini sudah dibangun Pustu (puskesmas pembantu), tetapi sayangnya bangunan itu terkesan mubazir karena tidak ada tenaga medis. Tetapi kini kami bersyukur, sudah ada bidan kontrak," kata Kepala Desa Batuwingkung Risno Mangune.

Kini, Risno dan warga Batuwingkung tidak perlu lagi menyeberang lautan ke Manalu jika hanya perlu ke Puskesmas.

Ada Marisa yang bisa membantu mereka memberikan pengobatan awal. "Semua obat-obatan disuplai oleh Dinas Kesehatan setiap bulannya. Gratis bagi pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan peserta Jamkesmas, serta peserta BPJS Kesehatan," ujar Marisa.

Namun tidak semua warga Batuwingkung mendapatkan jaminan kesehatan.

Risno mengatakan, sewaktu KIS dibagikan, banyak data yang tidak valid sehingga ada yang sudah pindah dan meninggal justru tercatat sebagai penerima KIS.

Sementara itu, beberapa warga yang semestinya mendapatkan fasilitas kesehatan itu malah tidak menerimanya.

Tanggung biaya pasien

Kepada wartawan, Marisa mengaku beberapa kali menanggung biaya pengobatan pasien.

Sebab, menurut dia, warga di Batuwingkung banyak yang kondisi ekonominya di bawah rata-rata.

"Penghasilan warga di sini umumya dibawah rata-rata. Untuk hidup sehari-hari saja mereka susah. Jika ada pasien yang memang tidak mampu membayar biaya pengobatan dan obat, ya, saya menanggungnya," ujar Marisa.

Ia mengaku menyisihkan sebagian upah yang diterimanya untuk menanggung biaya pengobatan pasien yang tidak mampu.

Kadang kala, Marisa harus menanggung bersama sewa perahu saat merujuk pasien ke Puskesmas di Manalu.

"Bagi saya ini juga bentuk dari ibadah, tak sekadar bekerja. Saya sudah dua bulan di sini dengan masa kontrak enam bulan. Saya senang bisa membantu mereka," ujar Marisa.

Ia pun berharap, lulusan tenaga kesehatan lainnya bisa kembali ke daerahnya dan mengabdi bagi warga, terutama warga yang tinggal di daerah terpencil.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com