Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Bekerja Saat "May Day", Ganjar Minta Data Perusahaan Pelanggar

Kompas.com - 01/05/2016, 17:51 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Tanggal 1 Mei yang diperingati sebagai hari buruh sedunia yang menjadi hari libur nasional semestinya membuat perusahaan meliburkan para pekerja. Namun, tetap saja ada perusahaan yang tetap mempekerjakan pegawainya pada hari libur nasional.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui hal ini masih sering terjadi di wilayahnya. Bahkan, ia masih mendapati mendapati laporan banyak perusahaan yang memaksa karyawan pabrik untuk tetap bekerja.

Namun demikian, ia tidak merinci jumlah perusahaan yang melanggar yang dimaksud.

“Masih banyak yang komplain ke saya, banyak (pekerja) yang tidak libur, seharusnya libur. May Day is holiday dan ini sangat disayangkan,” kata Ganjar, di Semarang, Minggu (1/5/2016).

Atas pelanggaran tersebut, Ganjar pun meminta jajaran di bawahnya, terutama Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Jateng, untuk memberikan laporan lengkap soal perusahaan yang melanggar.

"Saya akan minta data perusahaan melanggar itu,” ujar suami Siti Atiqoh ini, seusai berdialog dengan para buruh di kawasan Industri Wijaya Kusuma, Semarang.

Gubernur juga berpesan agar para buruh bersedia meningkatkan kemampuan dan produktivitas kerja. Jika keterampilan meningkat, sumber daya dengan sendirinya akan bisa bersaing dengan tenaga kerja asing.

“Tugas kami di pemerintahan memperjuangkan hak-hak pekerja. Upah coba terus ditingkatkan, perumahan, pendidikan, kesehatan coba difasilitasi," kata dia.

Ia pun berharap perayaan May Day benar-benar bermanfaat bagi buruh. Ia tidak ingin mendengar lagi peringatan hari buruh justru dimanfaatkan untuk aksi unjuk rasa.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Jateng Wika Bintang mengatakan, peringatan May Day dengan pola dialog dengan buruh merupakan yang kedua kali setelah 2015 lalu diselenggarakan di Kabupaten Magelang.

Peringatan Hari Buruh 2015 diikuti perwakilan tri partit antara buruh, pengusaha, dan pemerintah yang diikuti 18 kabupaten-kota.

"Tapi tahun ini jumlahnya menjadi 27 daerah. Tahun depan targetnya sudah bisa semua kabupaten kota," ujar Wika.

Sebelumnya, Ganjar menyebut aksi demontrasi di tengah May Day merupakan perilaku usang. Peringatan may day seyogyanya dimanfaatkan untuk berbuat hal-hal positif agar menguntungkan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com