BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Tiga pelajar kelas II SMK 6 Balikpapan, Kalimantan Timur, menemukan bangkai mirip pesut sebesar guling dengan panjang lebih kurang 150 sentimeter saat berkemah di tepi Pantai Sosial di Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Sabtu (23/4/2016).
Bangkai itu membujur lebih kurang belasan meter dari tepi laut. Ketika ditemukan, tubuh hewan mirip pesut itu agak rusak.
Namun, ketiga pelajar ini yakin bahwa hewan yang terbujur di pantai itu adalah pesut.
“Tadinya kami kira anjing laut segala. Saya searching di internet saat itu juga. Kami akhirnya yakin, ini adalah pesut (Orcaella brevirostris atau Irrawaddy dolphin),” kata Henry, salah satu pelajar.
“(Memastikan itu pesut) dari mukanya, moncongnya, dan hidungnya yang tidak ada,” kata Abdi Jaya, pelajar lain.
Kondisi bangkai hewan mirip pesut itu tampak mengenaskan. Rahang bawah sudah separuh rusak.
Selain itu, terdapat lubang lebar di lambung kanan bangkai hewan itu. Terlihat pula belatung menggerogoti bangkai hewan tersebut.
Menemukan bangkai ini, para pelajar itu berinisiatif menguburnya.
Sebelum mengubur, Abdi menyempatkan diri mengabadikan bangkai itu dengan kamera ponselnya. Selanjutnya, Henry mengunggah foto itu ke Instagram.
Sementara itu, Ashap Maulana, teman mereka yang lain, mendirikan tenda, hammock, dan mengumpulkan kayu kering untuk api unggun.
Usai mengubur, mereka memasang patok di gundukan kubur yang diduga pesut itu.
“Prosesinya, kami angkat pakai kayu,” kata Henry.
“Kami gali setengah meter dalamnya. Lebarnya lebih dari satu setengah meter,” kata Abdi.
Adapun pesut merupakan mamalia air langka. Jumlahnya kini sangat sedikit di teluk. Temuan bangkai mirip pesut tentu mengejutkan sejumlah pihak.
Koordinator Forum Peduli Teluk Balikpapan, Husen, mengatakan bahwa pihaknya akan memastikan, temuan ini memang pesut atau bukan.
Seorang peneliti mamalia laut, dr Daniella Kreb dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) mengungkap hal serupa.
Menurut dia, harus ada tindakan segera, antara lain mengambil gambar, mengukur panjang, menentukan jenis kelamin, serta memeriksa ada atau tidaknya luka pada bangkai tersebut.
“Perlu bagian kulit luar untuk pemeriksaan DNA-nya,” kata Daniella.
Pada 2014, pesut mati pernah ditemukan di Laut Balikpapan.
Bangkai pesut diketahui oleh masyarakat dalam kondisi terombang-ambing di sekitar Pantai Benua Patra.
Namun, bangkai itu tak sempat diangkat ke darat karena kembali dibawa arus air laut dan menghilang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.