Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Ingin 100.000 Hektar Lahan Ditanami Buah-buahan

Kompas.com - 20/04/2016, 16:09 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan akan menanam berbagai jenis buah-buahan di 100.000 hektar lahan di seluruh Indonesia.

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan ekspor hasil buah-buahan dalam negeri. Jenis buah-buahan yang ditanam di antaranya manggis, pisang, durian, jeruk dan lainnya yang disesuaikan dengan kecocokan lahan setiap daerah.

''Impor sekarang ini sudah turun 13 persen dan ekspor kita naik 30 persen. Diharapkan pada tahun 2016 ini, dengan program ini, ekspor akan terus meningkat dan impor menurun,'' kata Amran saat kunjungan kerja ke PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Parakansalak, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (20/4/2016).

Dia juga sempat ikut panen pisang jenis maskirana di Afdeling Cikareo Blok Pakuwon. Panen pisang ini juga diikuti para pejabat lainnya dari unsur Muspida Kabupaten Sukabumi, Direksi PTPN VIII dan Rektor IPB Herry Suhardiyanto.

Menurut Amran, penghasilan dari menanam buah-buahan ini sangat menguntungkan bagi para petani. Perhitungan setiap bulannya bisa mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per hektar. Bahkan jeruk dapat mencapai Rp 50 juta per bulan per hektar.

''Pemerintah akan terus mendorong hingga hilir sehingga nantinya pendapatan petani akan lebih tinggi. Kami akan mendorong mulai kebijakan, sarana prasarana,'' ujar alumni Fakultas Pertanian Unhas 1988-1993 itu.

Saat ini, lanjut Amran, percontohan penanaman buah-buahan ini dilaksanakan di PTPN dan akan diikuti oleh masyarakat di seluruh daerah Indonesia.

''Untuk sementara PTPN. Nanti PTPN mengedukasi masyarakat di sekelilingnya supaya ikut menanam. Namun tentunya buah-buahan yang ditanam sesuai lahannya, yang cocok pisang yang ditanam pisang, yang cocok durian ya ditanam durian,'' imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat mengatakan, di wilayahnya, buah-buahan yang sudah dikembangkan, seperti buah manggis, bahkan sudah diekspor. Selain itu, ada beberapa komoditas buah-buahan lainnya seperti pisang.

''Kalau manggis ini sudah kita kembangkan dan sudah ekspor, juga kawasan untuk menanam manggis diperluas, dan para petaninya juga sudah diiukutkan sekolah lapang,'' kata Sudrajat setelah mendampingi Amran.

Sementara itu, Administratur PTPN Kebun Parakansalak, Tedi Kusmiyadi Umar, menjelaskan, sejak 2014, sekitar 103 hektar lahan perkebunan ditanami pohon pisang, seperti cavendish, barangan, maskirana dan raja bulu.

''Kalau teh produksinya lambat dan pisang ini cepat menghasilkan. Penanaman pisang ini juga sebagai salah satu langkah untuk menopang penghasilan perkebunan,'' ungkap Tedi.

Selain pisang, lanjut Tedi, ada tanaman sawit seluas 190,5 hektar namun masih sebagai tanaman belum menghasilkan (TBM) dan sisanya tanaman teh seluas 374,64 hektar.

''Ke depan areal cadangan yang ada juga akan dimanfaatkan untuk mengembangkan penanaman pisang,'' ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com