SURABAYA, KOMPAS.com - Sepekan terakhir, Imaroh (38) mengumpulkan satu tas besar besar sampah plastik berupa kaleng air mineral berbagai ukuran. Selasa (19/4/2016) siang, sampah 1,5 kilogram itu "diuangkan".
Dari barang yang tidak berharga itu, ibu dua anak warga RT 3 RW 1 Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, itu membawa pulang uang dari Bank Sampah sebesar Rp 3.000.
"Lumayan, buat jajanan anak-anak," kata wanita berkerudung itu.
Imaroh adalah satu dari 184 nasabah Bank Sampah yang berlokasi di pemukiman sekitar Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Tempat penjualan sampah tersebut diinisiasi warga sekitar sebagai upaya menjaga kebersihan dan kelestarian ekosistem Mangrove di Pamurbaya.
Sayangnya, Imaroh belum memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh Bank Sampah untuk para nasabahnya.
Selain membeli sampah secara langsung, Bank Sampah yang diberi nama "Bintang Mangrove" itu juga memberikan layanan pinjaman dana segar kepada nasabahnya dengan nilai maksimal Rp 500.000.
Nasabah tidak diminta mengembalikan pinjaman tersebut dengan uang, namun dengan sampah yang dimilikinya.
"Warga bisa mencicil sampah hingga senilai Rp 500.000," kata Sekretaris Bank Sampah Bintang Mangrove, Chusniati.
Bukan hanya pinjaman dana segar yang bisa dimanfaatkan nasabah Bank Sampah, namun juga tabungan untuk kepentingan pendidikan, atau hari raya. Chusniati mengatakan, uang dari sampah yang diberikan nasabah selalu ditabung dan dicatat.
"Sebenarnya bukan hanya untuk pendidikan dan hari raya, untuk kepentingan apapun bisa digunakan, dan sewaktu-waktu bisa diambil," tuturnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.