MANADO, KOMPAS.com - Keluarga Peter Tonsen Barahama mengaku bersyukur sudah ada penyerangan yang dilakukan oleh militer Filipina terhadap Kelompok Abu Sayyaf. Namun, di sisi lain hal itu justru menimbulkan kekhawatiran.
Mereka khawatir, penyerangan itu bisa mengakibatkan para sandera ikut terbunuh. Kekhawatiran keluarga cukup beralasan karena menurut laporan media, kelompok Abu Sayyaf diserbu oleh militer Filipina di Pulau Basilan yang berada di selatan negara itu.
"Sebenarnya kami keluarga berterima kasih karena sudah ada usaha untuk pembebasan, tetapi di samping itu masih ada kekhawatiran jangan-jangan para sandera itu akan menjadi korban penyerangan," ujar Charlos Barahama, ayah Peter, Senin (11/4/2016).
Dalam pertempuran tersebut dikabarkan, sebanyak 18 tentara Filipina tewas, sedangkan 50 tentara lainnya terluka, dan 5 anggota Abu Sayyaf tewas.
(Baca juga: Pertempuran 9 Jam Lawan Abu Sayyaf, 18 Prajurit Filipina Tewas)
Menurut Charlos lebih baik pembebasan dilakukan lewat negosiasi dan kalau tidak berhasil agar segera dipenuhi saja permintaan mereka dengan membayar tebusan.
"Kami bukan keberatan, tapi waktu yang semakin panjang ini membuat kami sangat khawatir dan kecewa," ungkap Charlos.
Mereka juga menyanyangkan karena hingga kini perusahaan tidak memberi informasi yang jelas. Keluarga sudah menghubungi beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban sama sekali.
(Baca juga: Jusuf Kalla: Pemerintah Tak Akan Fasilitasi Pemberian Uang ke Abu Sayyaf)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.