Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang Pintar Butuh Berjam-jam, yang Galau Butuh 30 Menit, yang Stres Cuma Butuh 3 Menit"

Kompas.com - 05/04/2016, 19:27 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com -  Mantan anggota Jamaah Islamiyah, Abdulrahman Ayub menyebutkan,  Jamaah Islamiyah menggunakan hadis dan ayat-ayat di al Quran untuk membuat para pemuda tertarik untuk bergabung dengan kelompok radikal ini.

"Kalau yang pintar butuh berjam jam, yang sedang galau butuh 30 menit dan kalau yang baru stres, cuma butuh tiga menit," kata Abdulrahman saat menjelaskan bagaimana merekrut pemuda untuk bergabung ke kelompok radikal.

Abdulrahman menjadi pembicara di Seminar Nasional Gerakan Pemuda Indonesia Membaca untuk Persatuan Indonesia Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional di Gedung Graha Sabha Buana, Solo, Selasa (5/4/2016).

Ungkapan tersebut membuat peserta seminar terperangah. "Mungkin tim Jihandak punya alat deteksi bom, namun untuk memberantas (mendeteksi) terorisme ini, butuh waktu. Paham terorisme tidak semata mata muncul begitu saja dari dalam diri seseorang tetapi melalui doktrin paham penafsiran agama yang salah, sasarannya anak muda," kata dia.

"Kalau sedang stress dan galau, atau banyak masalah, dan disuguhi ayat-ayat suci yang bisa mendekatkan diri kepada Tuhan, siapa yang tidak senang. Tapi penafsirannya banyak yang menyimpang," katanya.

Abdulrahman yang sempat menjadi Kepala Jamaah Islamiyah Australia  ini mengisahkan perjuangan dirinya keluar dari kelompok Jamaah Islamiyah yang penuh tantangan.

Setelah mendapat pelatihan di Afganistan untuk berperang dengan Rusia, dia justru ke tanah air untuk berperang dengan NKRI. Wilayah tugasnya pun berpindah pindah dari Filipina hingga Indonesia.

Setelah menyadari paham radikalnya tersebut salah, dirinya memutuskan untuk berhenti dan keluar dari kelompoknya.

"Banyak yang salah, misalnya saja ada anggota ISIS yang tega memenggal kepala orang tuanya karena menolak dibaiat," katanya.

Ustad Abdul yang kedua orangtuanya bekerja sebagai PNS, mengaku harus menghadapi ulama ulama dari Indonesia dan luar negeri seperti Lebanon hingga Afganistan saat memutuskan untuk keluar dari Jamaah Islamiyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com