Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah-wajah Muram di Aceh Singkil...

Kompas.com - 28/03/2016, 23:34 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Tetap bertahan

Desa Huta Tinggi, Kecamatan Simpang Kanan, hanya punya satu gereja, yaitu GKPPD. Rumah ibada ini sudah ada sejak 1943 dan dirintis oleh Belanda.

Kini gereja itu tinggal nama dan kenangan. Para jemaat membangun tenda darurat, bertiang bambu, dan beratap terpal biru. Tiga bulan berdiri, atapnya sudah bolong-bolong lapuk.

Tak ada penerangan di sana. Ibadah hanya bisa dilakukan saat terang. Itu pun sudah mau dibongkar, tapi kaum perempuan berdiri di depan melawan.

"Kami tidak minta banyak, hanya kebebasan beragama dan beribadah saja. Janji-janji pemda, kami sudah tidak percaya lagi. Kami mau tanya, apakah beribadah itu harus ada surat izin? Persyaratan yang bagaimana lagi harus kami penuhi? Anak-anak kami beribadah jadi tidak bisa," kata Masda beru Berutu memakili para perempuan.

Perempuan bertubuh mungil itu mengatakan, mereka membangun gereja dari dana hasil menjual daun ubi, rebung, dan semua yang ada di ladang. Mereka tidak meminta-minta atau mendapat bantuan. Semua dibangun dari hasil keringat sendiri.

"Kami tidak mengganggu, kami tidak mengemis, bahkan kami menghargai, apa salah kami? Kenapa kami tidak dihargai?" tanyanya.

Semua perempuan itu merasa keberadaan mereka hanya dianggap dan diperlukan ketika pemilihan kepala daerah. Mereka sudah kenyang oleh janji-janji manis tentang perdamaian dan jaminan keamanan beribadah.

"Kaum ibulah yang paling sakit atas permasalahan ini. Kami yang menggendong anak-anak. Kami akan bertahan dan siap mengungsi kembali jika dibongkar tenda kami," kata Masda.

Dirinya bersama para kaum ibu sudah menyiapkan diri jika memang harus mengungsi kembali. Karung-karung berisi pakaian siap diangkat.

Mereka tidak takut bakal kelaparan karena yakin bahwa mereka akan disambut dan diperlakukan baik di tempat pengungsian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com