Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah-wajah Muram di Aceh Singkil...

Kompas.com - 28/03/2016, 23:34 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Lumbangaol merasa bingung karena ia tidak pernah diundang, tidak pernah melakukan, dan menyetujui kesepakatan yang dimaksud tersebut.

Keheranannya semakin menjadi karena rupanya kesepakatan itu melibatkan nama-nama warga Kristen yang gerejanya tidak dirubuhkan.

Dia berharap pemerintah kembali membangun GKPPD Desa Tuh–tuhan sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap masyarakatnya.

Menurut dia, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk meniadakan bangunan gereja itu karena selain kebutuhan nyata, semua syarat yang diatur dalam SKB Dua Menteri dan Pergub Pendirian Rumah Ibadah sudah terpenuhi.

"Kami melihat ini bukan program pemerintah, ada sekelompok ormas yang mendesak pemerintah untuk melakukan ini. Pemerintah terlalu mudah digoyang ormas, inilah jadinya, masyarakat juga yang korban," katanya.

Dipertanyakan

Pastoral Keuskupan Sibolga Elvina Simanjuntak juga mengeluarkan pernyataan tegas. Perempuan berkacamata ini mengatakan, sejak awal sikap keuskupan tidak bisa menerima pembongkaran dua gereja Katolik dari empat bangunan di Aceh Singkil. Gereja yang dibongkar itu adalah Gereja Stasi Mandumpang dan Stasi Lae Mbalno.

Dia mempertanyakan sikap aparat keamanan, baik TNI, polisi, maupun satuan polisi pamong praja, yang menganggap tindakan menghancurkan rumah ibadah adalah kewajiban.

"Seharusnya aparat menjamin semua orang untuk bebas beragama, bukan malah seperti tak bersalah menghancurkan rumah ibadahnya. Kami punya kesan, kok pemerintah bisa didikte dengan kekuatan intoleran, ini sangat kami sesali," kata Elvina.

Dia meminta pemerintah sedapat mungkin menjamin ketenangan warga untuk menjalankan ibadah. Bagaimanapun juga, masyarakat Aceh Singkil adalah warga Indonesia dan punya hak untuk menjalankan ibadahnya masing-masing.

Pasca pembongkaran, jemaat Stasi Lae Mbalno menumpang di gereja terdekat yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Adapun jemaat Stasi Mandumpang menumpang ke gedung GKPPD.

"Waktu pembongkaran, saya bersama pastur sedang berada di lokasi. Kami melihat langsung pembongkaran. Keluarga jemaat banyak yang trauma. Kita sedang usahakan izin dua stasi yang masih berdiri, baru menyusul yang dirobohkan," kata Pemuda Katolik Aceh Singkil Jimmy Tarigan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com