Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Candi Borobudur Pakai Celana atau Rok Mini? Siap-siap Dicegat Petugas

Kompas.com - 27/03/2016, 16:46 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Jika sebelumnya semua pengunjung wajib memakai kain sarung saat berwisata ke Candi Borobudur, kini aturan itu sedikit diubah.

Sekarang hanya pengunjung yang mengenakan rok di atas lutut atau celana pendek yang harus mengenakan kain sarung.

Kebijakan ini diberlakukan untuk memudahkan pengelola dalam mengawasi kain batik saat dipakai pengunjung.

Beberapa meter sebelum naik ke zona I cagar budaya dunia itu akan ditempatkan pos petugas yang siap siaga menyediakan kain sarung bermotif batik khas Borobudur.

"Wisatawan yang mengenakan rok atau celana pendek di atas lutut harus memakai sarung, silakan ambil di pos, gratis tidak dipungut biaya," ujar seorang petugas menggunakan pengeras suara.

Sejumlah pengunjung dengan penuh kesadaran kemudian menghampiri pos itu lalu seorang petugas dan polisi wanita memakaikan kain sarung.

Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Aryono Hendro Malyanto, menjelaskan kebijakan yang sudah berlaku sejak beberapa bulan lalu itu bertujuan untuk mengurangi potensi hilangnya sarung.

"Sebelumnya banyak sarung yang hilang, dengan pembatasan ini maka memudahkan kami untuk mengawasi sehingga potensi kehilangan bisa diminimalisir," katanya, Minggu (27/3/2016).

Lebih lanjut, kata Aryono, pihaknya menerapkan peraturan ini setelah melakukan studi banding ke Pulau Bali.

Di Pulau Dewata itu hanya pengunjung yang memakai rok maupun celana pendek saja yang wajib mengenakan kain atau sarung.

"Candi Borobudur bukan hanya sebagai tempat wisata tapi juga tempat ibadah. Sehingga pengunjung wajib menghormati, salah satunya dengan memakai pakaian yang sopan. Kalau yang sudah pakai pakaian tertutup maka tidak perlu pakai (sarung)," ujar dia.

Jamila (19), wisatawan asal Jakarta, menyatakan tidak masalah jika ia harus memakai sarung saat naik ke cagar budaya dunia itu.

Menurutnya, selain sebagai bentuk penghormatan, sarung juga berguna untuk melindungi tubuh agar tidak kepanasan.

"Enggak masalah (pakai sarung), malah bagus karena kita harus menghormari tempat ibadah, selain itu juga biar enggak panas," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com