Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Televisi, Amir Terinspirasi Mengolah Limbah Tempurung Kelapa

Kompas.com - 26/03/2016, 07:42 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com - Suara mesin terdengar dari salah satu sudut ruangan. Beberapa tempurung batok kelapa berhamburan di atas lantai di ruang yang tidak terlalu besar.

Terlihat seorang lelaki sedang membersihkan tempurung kelapa dengan menggunakan mesin. Dengan penuh telaten, lelaki yang bernama Muhamad Amir Hamzah, membersihkan beberapa tempurung kelapa. Kemudian ia juga memotongnya dengan mengunakan alat pemotong dan kemudian menyambungkan dengan batok tempurung lainnya.

"Saya baru sekitar lima bulan melakukan ini. Awalnya saya melihat di televisi pengolahan limbah tempurung kelapa bisa dimanfaatkan. Dari situ saya terinspirasi untuk membuatnya,” kata Amir saat ditemui di rumahnya, Jumat (25/3/2016).

Menurut Amir, tempurung kelapa, bila dilihat sepintas hanyalah sampah atau limbah yang tidak tidak mempunyai nilai apa-apa. Namun bila diolah di tangan kreatif, maka tempurung kelapa yang tadinya hanyalah sampah, bisa dimanfaatkan untuk kerajinan hasil seni.

Setiap hari, ia hanya bekerja sendirian saja. Tapi terkadang ia juga dibantu seorang sahabatnya, Arifin Baari, membuat berbagai seni kreatif dari tempurung kelapa. Setiap minggu, keduanya selalu berusaha untuk menciptakan hal yang baru.

"Sampai sekarang kami sudah ciptakan 30 macam bentuk seperti samurai jepang, mangkuk, rumah miniature, hewan, tempat folpen, dan lainnya. Sekarang kami ingin buat tikar tapi peralatan dan orang kerja tidak ada," ujarnya.

Harga yang dijualnya pun mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 160.000 tergantung dari tingkat kesulitan membuatnya. Namun menurut Amir, saat ini, ia sangat kesulitan dalam memasarkan hasil produk kreatif tempurung kelapa miliknya.

"Saya hanya buka lapak di Pantai Kamali, ada satu atau dua orang yang beli. Saat ini susah, saya bingung untuk memasarkannya. Belum ada instansi terkait untuk membantu kami. Dari hasil ini saya hanya dapat Rp 1 juta tiap bulannya," ucap Amir.

Walaupun demikian, ia akan terus berusaha menciptakan karya seni dan berusaha menjual kepada masyarakat dan instansi pemerintahan setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com